Presiden Macron Melihat ‘Kebencian’ di Mata Putin Terhadap Barat
Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki 'kebencian' ke kekuatan barat yang ingin hancurkan Rusia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tetap terbuka untuk melanjutkan negosiasi dengan Kiev.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Oktober, pihak lain harus terlibat, karena setiap kesepakatan antara Ukraina dan Rusia akan "segera dibatalkan atas perintah" barat.
Macron bukan satu-satunya pemimpin negara UE yang secara terbuka membahas potensi pengaturan pascakonflik dalam beberapa hari terakhir.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan kepada Forum Keamanan Berlin pada Rabu lalu, negaranya kemungkinan tidak akan pernah kembali ke "kemitraan" pra-2022 dengan Rusia.
Tapi Jerman akan bersedia untuk membahas kontrol senjata dan perjanjian penyebaran rudal dengan Moskow di masa depan.
Perjanjian semacam itu, katanya, membentuk “dasar bagi perdamaian dan ketertiban keamanan” di Eropa sejak akhir Perang Dingin.
Namun, seperti Macron, Scholz berjanji untuk menjaga agar pasokan senjata ke Ukraina tetap mengalir "selama diperlukan".
Frasa ini sering digunakan kedua pemimpin, serta Biden, ketika merujuk pada pengiriman senjata bernilai miliaran dolar mereka ke Kiev.
Rusia telah berulang kali memperingatkan pengiriman ini berisiko memperpanjang konflik, sekaligus menjadikan barat sebagai peserta de-facto pertempuran di Ukraina.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)