Pendiri Foxconn Terry Gou Desak Pemerintah China Longgarkan Pembatasan Covid-19
Pabrik Foxconn di kota Zhengzhou telah dilanda kerusuhan besar-besaran pada akhir November oleh para pekerjanya akibat dari pembatasan Covid-19.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Pendiri dan pemimpin Foxconn Terry Gou mendesak Pemerintah China untuk melonggarkan pembatasan ketat Covid-19, yang menurutnya dapat mengancam rantai pasokan global.
Dikutip dari Reuters, desakan yang disampaikan oleh Gou tersebut tertuang dalam sebuah surat yang telah dikirim sebulan yang lalu.
Seperti diketahui, pabrik Foxconn yang berada di kota Zhengzhou telah dilanda kerusuhan besar-besaran pada akhir November oleh para pekerjanya akibat dari pembatasan ketat Covid-19, hal itu kemudian memicu penurunan pendapatan pada bulan lalu sebesar 11,4 persen tahun-ke-tahun.
Baca juga: Pelonggaran Covid-19 China Bawa Angin Segar, Saham Wall Street Kompak Rebound
Beberapa analis Wall Street pun turut memangkas target pengiriman iPhone untuk kuartal IV tahun ini sebagai akibat dari gejolak di pabrik iPhone utama.
Morgan Stanley Pangkas Pengiriman iPhone
Morgan Stanley pada Rabu (7/12/2022) telah memangkas perkiraan pengiriman iPhone sebesar 3 juta unit untuk kuartal IV tahun ini.
Pemangkasan tersebut sebagai dampak dari adanya kerusuhan yang terjadi di pabrik Foxconn bulan lalu.
Mengutip dari CNBC, para analis di Morgan Stanley memperkirakan Apple akan melaporkan pendapatan sekitar 120 miliar dolar AS pada akhir tahun ini.
Sebagai perbandingan, Apple membukukan pendapatan sebesar 123,9 miliar dolar AS pada kuartal I tahun ini, naik 11 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2021.
“Saat ini sudah dipahami dengan baik oleh investor bahwa kuartal Desember akan menjadi tantangan tersendiri bagi Apple karena krisis pasokan iPhone,” kata analis.
“Kami yakin permintaan untuk iPhone 14 Pro maupun Pro Max tetap solid, mendukung pandangan bahwa permintaan yang hilang pada Desember kemungkinan besar akan ditunda hingga Maret,” imbuhnya.