Moskow Ingatkan Sanksi Lanjutan ke Rusia Hanya Akan Tambah Kesengsaraan Eropa
Rusia memperingatkan paket ke-9 sanksi Uni Eropa plus AS dan Inggris hanya akan menambah kesengsaraan masyarakat Eropa dan dunia.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Story Highlights
- Uni Eropa menerapkan paket sanksi ke-9 untuk Rusia dan berbagai entitas terkait negara itu
- Izin penyiaran sejumlah media Rusia dicabut untuk peredaran di wilayah Uni Eropa
- Swiss yang selama ini netral, akhirnya mengikuti kebijakan pembatasan di berbagai bidang itu
- Moskow mengingatkan rentetan sanksi ke Rusia hanya akan menyengsarakan Eropa dan dunia
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Rusia memperingatkan paket sanksi kesembilan yang diberlakukan Uni Eropa terhadap Rusia minggu ini hanya akan menambah kesengsaraan sosial dan ekonomi Eropa.
Peringatan disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova di Moskow, Sabtu (17/12/2022).
“Para pemimpin Uni Eropa tidak dapat memutus lingkaran setan pembatasan dan mengakui semua sanksi anti-Rusia dan kebijakan tekanan telah gagal,” kata Zakharova.
“Paket baru akan memiliki efek yang sama seperti yang sebelumnya: Ini akan memperburuk masalah sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Uni Eropa sendiri," imbuh Zakharova.
Dia mengatakan perilaku Uni Eropa yang tidak masuk akal telah menyebabkan kekurangan energi dan inflasi yang merajalela di seluruh Eropa dan berisiko menumbangkan kemajuan industrinya.
Juru bicara itu menyebut AS menjadi penerima manfaat terbesar sanksi Eropa terhadap Rusia dan berpendapat ekonomi baru di Afrika, Asia, dan Amerika Latin telah menderita secara tidak proporsional.
Rusia telah berulang kali meminta Uni Eropa menghindari tindakan yang membatasi ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Zakharova mengatakan Brussel harus mengambil langkah-langkah komprehensif daripada kosmetik untuk memungkinkan pengecualian hukum dari paket sanksi pembatasan yang memengaruhi pasokan biji-bijian, pupuk, dan komoditas baik secara langsung maupun tidak langsung.
Uni Eropa, bersama Inggris dan AS, memberikan sanksi kepada Rusia setelah Moskow meluncurkan operasi khususnya di Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: Pemimpin Chechnya Akui Bangga Putrinya Dijatuhi Sanksi Uni Eropa: Seluruh Barat Takut Padamu
Baca juga: Uni Eropa Dibelit Skandal Suap dan Korupsi, Wakil Ketua Parlemen Uni Eropa Ditangkap
Baca juga: Presiden Jokowi Harap ASEAN - Uni Eropa Bangun Kemitraan Setara: Tidak Boleh Mendikte
Pada Desember, Uni Eropa juga bergabung keputusan blok G7 untuk menetapkan batas harga minyak Rusia sebesar $60 per barel, dan meluncurkan paket sanksi kesembilannya terhadap Rusia.
Pembatasan tersebut mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia dan memperburuk masalah pasar energi yang sedang berlangsung, yang menyebabkan meroketnya harga minyak.
Akibat sanksi tersebut adalah krisis energi di Eropa, melonjaknya biaya hidup dan rekor inflasi yang tinggi, sementara industri blok tersebut juga terancam.
Swiss Lepas Status Netral