Taliban Larang Perempuan Afghanistan Kuliah, PBB Kecam Penutupan Sekolah
Taliban melarang perempuan Afghanistan Kuliah, PBB mengecam penutupan sekolah untuk perempuan Afghanistan dan aturan ketat lainnya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
PBB Mengecam Taliban Afghanistan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keputusan Taliban Afghanistan yang melarang perempuan Afghanistan untuk kuliah.
Pengumuman itu dikeluarkan saat Dewan Keamanan PBB bertemu di New York mengenai Afghanistan.
Utusan PBB Amerika Serikat dan Inggris sama-sama mengutuk langkah tersebut selama pertemuan dewan.
Taliban telah merebut kekuasaan lebih dari 15 bulan yang lalu, dikutip dari CBS News.
Mereka merampas hak-hak dasar anak perempuan dengan melarang pendidikan menengah pertama dan menengah atas.
Namun, perempuan diizinkan untuk menghadiri universitas di kelas yang dipisahkan berdasarkan gender.
Hingga kini tidak ada negara yang mengakui pemerintah Taliban.
Desas-desus penutupan universitas telah beredar di media sosial Afghanistan sejak pemimpin baru ditunjuk untuk posisi kementerian pendidikan tinggi.
Mawlawi Neda Muhamad dianggap sebagai garis keras Taliban dan dipilih oleh pemimpin tertinggi Taliban untuk posisi tersebut.
Baca juga: Konferensi Internasional Pendidikan untuk Perempuan Afghanistan Tidak Terkait Pengakuan Taliban
Tanggapan Perempuan Afghanistan
Seorang mahasiswi di Universitas Nangarhar mengatakan kekecewaannya terhadap keputusan Taliban.
Larangan menghadiri universitas itu datang beberapa minggu setelah perempuan Afghanistan mengikuti ujian kelulusan sekolah menengah mereka, meskipun mereka telah dilarang sekolah sejak Taliban mengambil alih negara itu tahun 2021.
"Saya tidak bisa memenuhi impian saya, harapan saya. Semuanya menghilang di depan mata saya dan saya tidak bisa berbuat apa-apa," kata seorang mahasiswi jurnalistik dan komunikasi tahun ketiga di Universitas Nangarhar kepada NPR.