Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kaleidoskop 2022 Peristiwa di Dunia: Tragedi Itaewon, Penembakan Thailand, Runtuhnya Jembatan India

Selengkapnya, inilah peristiwa yang terjadi pada 2022 dan menjadi sorotan, tragedi Itaewon, penembakan di Thailand hingga runtuhnya jembatan di India.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kaleidoskop 2022 Peristiwa di Dunia: Tragedi Itaewon, Penembakan Thailand, Runtuhnya Jembatan India
AFP/ANTHONY WALLACE
Petugas penyelamat dan polisi berkumpul di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022, setelah pesta Halloween yang menewaskan sedikitnya 158 orang. Selengkapnya, inilah peristiwa yang terjadi pada 2022 dan menjadi sorotan dunia. (Photo by Anthony WALLACE / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Serangkaian peristiwa di kancah internasional ramai diperbincankan sepanjang 2022.

Satu di antaranya yakni tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan (Korsel).

Perayaan Halloween pada 30 Oktober 2022 kemarin berujung ricuh dan 156 nyawa melayang.

Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol lantas mengumumkan masa berkabung nasional dari 30 Oktober-5 November 2022.

Peristiwa lain yang membayangi 2022 yakni, insiden penembakan massal di Thailand dan ambruknya jembatan di India.

Ratusan orang tercebur ke Sungai Machchhu di kota Morbi, Gujarat, saat jembatan tersebut runtuh.

Baca juga: Satu Bulan Setelah Tragedi Itaewon, Keluarga yang Berduka masih Cari Solidaritas

Selengkapnya, inilah peristiwa yang terjadi pada 2022 dan menjadi sorotan, dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Berita Rekomendasi

1. Tragedi Halloween Itaewon

Itaewon diketahui merupakan sebuah permukiman yang terletak dan sudah lama populer sebagai salah satu kawasan hiburan malam di Seoul, Korea Selatan.

Kawasan ini berupa jalanan berbentuk gang-gang kecil yang dipenuhi restoran, kafe, bar, tempat belanja, sampai klub malam.

Itaewon terletak di sekitar Itaewon-dong, Yongsan-gu, Seoul, Korea Selatan.

Melansir The Seoul Guide, sekitar 22.000 orang tinggal di distrik ini.

Baca juga: Petugas Polisi Yongsan Tersangka Tragedi Itaewon Ditemukan Tewas, Diduga Akhiri Hidup

Puan Maharani saat memberi penghormatan untuk para korban dengan memanjatkan doa dan meletakkan karangan bunga.
Puan Maharani saat memberi penghormatan untuk para korban dengan memanjatkan doa dan meletakkan karangan bunga. (Istimewa)

Di distrik ini banyak restoran yang menyajikan kuliner internasional seperti Inggris, Jerman, Prancis, India, Italia, Asia Tenggara, Portugal, Spanyol, Turki, Meksiko, Amerika, dan Kanada.

Oleh karena itu, Itaewon juga dikenal sebagai "Kota Barat", yang mengingatkan pada banyak Pecinan di negara-negara Barat.

Penduduk setempat, orang asing, dan tentara Amerika sering berkunjung pada malam hari untuk berbelanja, makan, dan berpesta.

Lebih jauh, pesta Halloween yang diadakan di Distrik Itaewon, Seoul pada Sabtu (30/10/2022) malam, merupakan perayaan Halloween besar pertama di Korea Selatan (Korsel) sejak berakhirnya aturan pembatasan virus corona (Covid-19).

Presiden Korsel Yoon Suk-yeol mengadakan pertemuan darurat pada Minggu dini hari, kemudian berpidato kepada bangsanya untuk menyerukan masa berkabung nasional 'hingga penanganan tragedi ini selesai'.

"Tragedi yang seharusnya tidak terjadi di tengah kota Seoul tadi malam saat Halloween. Saya berdoa untuk mereka yang meninggal dalam kecelakaan tak terduga ini dan berharap yang terluka segera pulih," jelas Yoon.

Baca juga: Serikat Damkar Seoul Keberatan Jadi Kambing Hitam Tragedi Halloween di Itaewon

Lebih jauh, penuturan saksi mata mengatakan bahwa para pengunjung pesta sudah sangat memadati jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak.

"Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri dan saya melihat orang lainnya lagi menuju ke sisi yang berlawanan. Jadi, orang yang di tengah macet dan tidak bisa bergerak. jadi tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas," kata saksi Sung Sehyun.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

Per 1 November 2022, jumlah korban tewas dalam tragedi Itaewon mencapai 158 orang.

Keluarga korban yang meninggal dalam kerumunan massa tragedi Halloween di distrik Itaewon Seoul, Korea Selatan (Korsel) sebulan lalu, meminta solidaritas dari masyarakat saat mereka menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin malam waktu setempat, keluarga mengucapkan terima kasih kepada para pendukung dan memberikan penghiburan kepada para penyintas.

Baca juga: Komunikasi Radio antara Tim Penyelamat selama Tragedi Halloween Itaewon Korsel Dirilis

Petugas penyelamat dan polisi berkumpul di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022, setelah pesta Halloween yang menewaskan sedikitnya 151 orang. (Photo by Anthony WALLACE / AFP)
Petugas penyelamat dan polisi berkumpul di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022, setelah pesta Halloween yang menewaskan sedikitnya 151 orang. (Photo by Anthony WALLACE / AFP) (AFP/ANTHONY WALLACE)

2. Penembakan Thailand

Insiden penembakan dan penyerangan menggunakan senjata tajam di sebuah pusat penitipan anak di Thailand, Kamis (6/10/2022).

Dilaporkan 34 orang, 22 di antaranya merupakan anak-anak tewas dalam insiden tersebut.

Sekitar 30 anak berada di pusat penitipan di Kota Uthai Sawan, Provinsi Nong Bua Lamphu, ketika pelaku datang ke lokasi.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan tubuh anak-anak tergeletak di atas genangan darah.

Juru bicara kepolisian, Paisan Luesomboon mengatakan kepada media lokal ThaiPBS bahwa pria bersenjata itu sempat menghadiri sidang sehubungan dengan kasus narkoba pada Kamis (6/10/2022).

Dia pergi ke pusat penitipan anak untuk mencari anaknya, namun tidak ada.

Gambar dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang di sebuah penitipan anak di provinsi utara Thailand, Nong Bua Lam Phu.
Gambar dari halaman Facebook Biro Investigasi Pusat Thailand ini menunjukkan gambar mantan polisi Panya Khamrab, yang diyakini telah membunuh sedikitnya 30 orang di sebuah penitipan anak di provinsi utara Thailand, Nong Bua Lam Phu.  (THAILAND CENTRAL INVESTIGATION BUREAU/AF)

"Dia sudah stres dan ketika tidak dapat menemukan anaknya, dia lebih stres dan mulai menembak," kata Paisan.

Pelaku penyerangan diketahui merupakan seorang mantan perwira polisi.

Dikutip Reuters, pelaku dipecat dari kedinasan pada 2021 karena terkait dengan narkoba.

Pihak berwenang menuturkan, pelaku menjalani persidangan atas tuduhan narkoba dan sempat berada di pengadilan beberapa jam sebelum insiden penembakan massal.

Setelah melakukan aksinya, pelaku menghabisi istri serta anaknya di rumah sebelum berakhir bunuh diri.

3. Runtuhnya jembatan di Gujarat, India

Dikutip The Guardian, pihak berwenang membeberkan ada lebih dari 150 orang berada di jembatan gantung saat ambruk.

Jembatan tersebut terletak di atas Sungai Machchhu, kota Morbi, Gujarat, India barat.

Baca juga: Fakta Jembatan Gantung Putus di Gujarat India, Baru Sepekan Dibuka Kembali setelah Renovasi

Tayangan televisi (TV) menunjukkan orang-orang berpegangan pada kabel dan sisa bagian jembatan yang terpelintir.

Beberapa orang memanjat struktur jembatan yang rusak untuk mencoba mencapai tepi sungai.

Sementara yang lain berenang ke tempat yang aman.

Prateek Vasava, yang berenang menuju tepi sungai setelah jatuh dari jembatan mengatakan kepada saluran berita lokal 24 jam bahwa dia menyaksikan beberapa anak jatuh ke sungai.

“Saya ingin menarik beberapa dari mereka bersama saya, tetapi mereka telah tenggelam atau hanyut,” katanya seperti dikutip SBS.

Namun jembatan itu runtuh hanya dalam beberapa detik.

Baca juga: Fakta Jembatan Gantung Putus di Gujarat India, Baru Sepekan Dibuka Kembali setelah Renovasi

Jembatan tersebut merupakan objek wisata yang menarik banyak wisatawan selama musim perayaan ketika Diwali dan Chhath Puja dirayakan.

Menteri Dalam Negeri Gujarat, Harsh Sanghavi, mengatakan bahwa lebih dari 150 orang berada di jembatan kabel yang sempit.

Jembatan sepanjang 230 meter (750 kaki) ini dibangun selama pemerintahan Inggris pada abad ke-19.

Sebelumnya, fasilitas tersebut telah ditutup untuk renovasi selama enam bulan.

Jembatan tersebut dibuka kembali untuk umum minggu lalu.

Morbi adalah salah satu bidang manufaktur keramik teratas di dunia dan menyumbang lebih dari 80 persen dari produksi keramik India.

Laporan terakhir menyebut jumlah korban tewas akibat jembatan runtuh di India menjadi 135 per Selasa (1/11/2022).

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas