Indonesia Cabut PPKM Saat Jepang dan China Babak Belur Hadapi Gelombang Covid-19
Pemerintah akhirnya mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sementara di Jepang dan China tengah berjuang melawan gelombang Covid
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akhirnya mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang selama ini telah diterapkan untuk menanggapi pandemi virus corona (Covid-19).
Pencabutan ini resmi dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Jumat, 30 Desember 2022.
Keputusan ini pun diambil berdasar pada kajian ilmu pengetahuan (sains) serta masukan dari Epidemiolog terkait imunitas masyarakat saat ini.
"Pencabutan PPKM ini tidak asal cabut, dilamdasi kajian-kajian sains, termasuk masukan Epidemiolog tentang imunitas masyarakat," kata Jokowi, dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (30/12/2022).
Saat di Indonesia mulai hidup berdampingan dengan Covid-19, lalu bagaimana dengan perkembangan Covid-19 di negara Asian lainnya?
Negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan China kini tengah babak belur menghadapi Covid-19.
Jepang mengkonfirmasi 215.964 kasus baru Covid-19 pada Rabu lalu, dengan jumlah harian naik sekitar 9.500 dari minggu sebelumnya dan melampaui 200.000 untuk hari kedua secara berturut-turut.
Dikutip dari laman www.nippon.com, kasus infeksi harian mencapai rekor tertinggi di Prefektur Ibaraki dengan angka 5.075, lalu Prefektur Mie dengan 4.956 kasus, Prefektur Wakayama untuk 2.389 kasus dan Prefektur Oita dengan 3.041 kasus.
Kematian baru akibat virus ini berjumlah 412 di seluruh negeri pada hari itu, melebihi angka 400 untuk hari kedua berturut-turut.
Totalnya termasuk 31 di Hokkaido, 28 di Prefektur Kanagawa dan 23 di Tokyo.
Sementara itu, jumlah pasien Covid-19 secara nasional yang sakit parah turun 5 dari hari sebelumnya menjadi 577.
Baca juga: Akhir Pandemi Covid 19 di Depan Mata, Pemerintah Minta Masyarakat Tetap Waspada
Di Tokyo, 20.243 kasus infeksi baru pun dilaporkan, angkanya turun sekitar 940 dari seminggu sebelumnya.
Diantaranya ada 47 pasien dengan gejala parah di bawah kriteria pemerintah metropolitan Tokyo, angka ini turun dua dari hari sebelumnya.