Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Dokter Birmingham Selamatkan Pria yang Alami Henti Jantung 2 Kali di Pesawat Air India

Seorang Dokter Birmingham selamatkan pasien Air India yang alami henti jantung 2 kali selama penerbangan Inggris-India. Pasien hampir meninggal dunia.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Seorang Dokter Birmingham Selamatkan Pria yang Alami Henti Jantung 2 Kali di Pesawat Air India
Twitter/uhbtrust
Dr Vishwaraj Vemala, salah satu Konsultan hepatologi yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Birmingham (UHB), menyelamatkan nyawa seorang penumpang yang mengalami dua serangan jantung di tengah penerbangan Inggris ke India, menurut laporan yang diterbitkan UHB, Senin (2/1/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter Birmingham bernama Dr Vishwaraj Vemala telah menyelamatkan nyawa seorang penumpang pesawat Air India.

Penumpang tersebut hampir meninggal karena mengalami dua kali henti jantung selama sepuluh jam penerbangan.

Dr Vishwaraj Vemala sedang terbang dari Inggris ke India untuk membawa ibunya kembali ke kota asal mereka di Bangalore, India pada awal tahun baru 2023.

Saat itu, seorang pria berusia 43 tahun, tanpa riwayat medis sebelumnya, pingsan di lorong pesawat dan mengalami serangan jantung.

Awak kabin dalam penerbangan AI128 panik dan mulai meminta bantuan dokter yang ada dalam pesawat.

Baca juga: Apa itu CPR? Pertolongan Pertama pada Seseorang yang Alami Henti Jantung

Konsultan hepatologi yang bekerja di Rumah Sakit Universitas Birmingham ini mulai berusaha untuk menghidupkan kembali pria berusia 43 tahun itu, seperti diberitakan SCMP, Kamis (5/1/2023).

Dr Vemala merawat penumpang yang pada saat itu tidak memiliki denyut nadi dan tidak bernapas.

BERITA REKOMENDASI

“Butuh sekitar satu jam resusitasi sebelum saya bisa mendapatkannya kembali. Selama waktu ini, saya bertanya kepada awak kabin apakah mereka punya obat," katanya.

“Untungnya, mereka memiliki perlengkapan darurat, yang sangat mengejutkan saya, termasuk obat resusitasi untuk memungkinkan dukungan hidup."

“Selain oksigen dan defibrillator eksternal otomatis, tidak ada peralatan lain untuk memantau bagaimana keadaannya.”

Setelah bertanya kepada penumpang lain di dalam pesawat, Dr Vemala juga bisa mendapatkan monitor detak jantung, mesin tekanan darah, oksimeter denyut dan meteran glukosa untuk mengawasi tanda-tanda vital pasien.

Baca juga: Varises Bisa Berujung Stroke hingga Serangan Jantung, Kok Bisa? Ini Penjelasan Dokter

Henti jantung kedua

Saat berbicara dengan Dr Vemala, penumpang mengalami serangan jantung untuk kedua kalinya.

Kali ini, Dr Vemala butuh waktu lebih lama untuk menyadarkannya.

“Secara total, dia tidak memiliki denyut nadi yang baik atau tekanan darah yang baik selama hampir dua jam penerbangan," katanya.

"Bersama awak kabin, kami berusaha membuatnya tetap hidup selama total lima jam."

“Itu sangat menakutkan bagi kami semua, terutama penumpang lainnya, dan itu cukup emosional.”

Ilustrasi pesawat yang sedang lepas landas
Ilustrasi pesawat. (Foto oleh Jan Rosolino di Unsplash)

Pesawat mendarat darurat

Prihatin dengan kemungkinan keselamatan penumpang, Dr Vemala dan pilot mencoba mendapatkan izin untuk mendarat di lapangan terbang terdekat di Pakistan.

Namun, permintaan mereka ditolak.

Mereka akhirnya dapat mengatur pendaratan di Bandara Mumbai di India.

Di sana, kru darurat telah menunggu mereka.

“Saya ingat itu sangat emosional bagi kami semua ketika kami mendengar kami bisa mendarat di Mumbai,” kata Dr Vemala, dikutip dari UHB.

"Pada saat kami mendarat, penumpang telah disadarkan kembali dan dapat berbicara dengan saya."

"Namun demikian, saya bersikeras dia pergi ke rumah sakit untuk diperiksa."

Ilustrasu serangan jantung.
Ilustrasi serangan jantung. (Pinterest)

Baca juga: Konsumsi Kalsium dan Vitamin D3 Berlebihan, Picu Penyakit Ginjal hingga Serangan Jantung

Pengalaman pertama tangani pasien henti jantung

Dr Vemala mengatakan profesinya sebagai konsultan hepatologi tidak pernah berhubungan dengan pasien dengan penyakit jantung.

“Sebagai konsultan hepatologi, saya merawat pasien yang sangat tidak sehat dan pasien yang menjalani transplantasi hati, tetapi saya rasa saya tidak pernah menangani serangan jantung selama bekerja," katanya.

“Jelas selama pelatihan medis saya, itu adalah sesuatu yang saya alami, tetapi tidak pernah 40.000 kaki di udara."

“Itu juga pertama kalinya dalam tujuh tahun saya sebagai konsultan bahwa ibu saya melihat saya 'beraksi', sehingga membuatnya semakin emosional. Dia banyak menangis.”

Dr Vemala dapat meninggalkan pasien dengan aman dan stabil bersama tim darurat di Bandara Mumbai.

Ia juga telah memberikan catatan dan pengamatan yang sangat rinci yang dia tunjukkan kepada awak kabin bagaimana cara menanganinya.

“Pasien berterima kasih kepada saya dengan air mata berlinang. Dia berkata 'Saya selamanya berhutang budi kepada Anda karena telah menyelamatkan hidup saya'," kata Dr Vermala.

Dr Vemala mengatakan itu adalah momen yang akan ia ingat selama sisa hidupnya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Ciri Serangan Jantung

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas