Regulator AS Setujui Obat Alzheimer yang Dikembangkan oleh Jepang
Obat baru tersebut diklaim dapat menghilangkan sejenis protein yang disebut beta amiloid, yang dianggap sebagai penyebab penyakit.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Regulator Amerika Serikat (AS) pada Jumat lalu telah menyetujui obat Alzheimer yang dikembangkan oleh produsen obat Jepang Eisai Co. dan perusahaan AS Biogen Inc.
Obat baru lecanemab itu diklaim dapat menghilangkan sejenis protein yang disebut beta amiloid, yang dianggap sebagai penyebab penyakit.
Dikutip dari laman Kyodo News, Minggu (8/1/2023), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memberikan persetujuan jalur cepat untuk obat tersebut karena menunggu data lebih lanjut untuk mengkonfirmasi manfaat klinis terkait pengobatan itu.
Ini merupakan sebuah langkah membuka jalan untuk persetujuan penuh.
Menurut Eisai, obat tersebut akan membutuhkan biaya mencapai 26.500 dolar AS per tahun.
Baca juga: Pemerintah Biden Sebut Tingginya Penyakit Alzheimer dan Demensia Sebagian karena Tindakan Rasisme
Perusahaan farmasi itu menambahkan bahwa label harga telah ditetapkan dengan tujuan mempromosikan akses pasien yang lebih luas dan mengurangi beban keuangan secara keseluruhan.
FDA AS pun menyambut 'kemajuan penting dalam perjuangan berkelanjutan untuk mengobati penyakit Alzheimer secara efektif'.
Lembaga itu mengatakan bahwa pilihan pengobatan ini merupakan terapi terbaru yang bukan hanya mengobati gejala penyakit, namun juga menargetkan dan mempengaruhi proses penyakit yang mendasari Alzheimer.
Perawatan dengan lecanemab ditujukan untuk dimulai pada pasien dengan gangguan kognitif ringan atau tahap demensia ringan.
Eisai menekankan bahwa saat persetujuan FDA yang dipercepat didasarkan pada pengurangan amiloid beta yang diamati, studi lebih lanjut menunjukkan bahwa lecanemab menahan perkembangan gejala, seperti memburuknya memori dan penurunan penilaian sebesar 27 persen dibandingkan dengan plasebo.
"Data tambahan akan diserahkan 'segera' ke FDA untuk ditinjau persetujuan tradisionalnya," kata Eisai.
Eisai saat ini sedang berusaha untuk mengajukan persetujuan obat juga di Jepang pada Maret mendatang.
Sebelumnya pada 2021, sebuah panel di Kementerian Kesehatan Jepang menolak menyetujui Aducanumab, obat penyakit Alzheimer lainnya yang dikembangkan bersama oleh Eisai dan Biogen.
Obat tersebut pun telah disetujui oleh FDA pada tahun yang sama.