Uzbekistan Tangkap 4 Orang Terkait Tewasnya Puluhan Anak Usai Mengonsumsi Obat Batuk Sirup
Sedangkan dua orang lainnya merupakan eksekutif perusahaan Quramax Medikal yang mengimpor obat batuk sirup dari Marion Biotech.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TASHKENT – Pihak berwenang Uzbekistan pada Sabtu (7/1/2023) dikabarkan telah menangkap empat orang terkait kematian 18 anak yang mengonsumsi obat batuk sirup buatan produsen obat asal India yakni Marion Biotech.
Dikutip dari Reuters, dua dari empat orang yang ditahan merupakan pegawai senior di pusat ilmiah untuk standardisasi obat-obatan.
Sedangkan dua orang lainnya merupakan eksekutif perusahaan Quramax Medikal yang mengimpor obat batuk sirup dari Marion Biotech.
Baca juga: PPKM Dicabut, Wamendagri Pastikan Bansos Dilanjutkan, Termasuk Obat-obatan dan Insentif Pajak
Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, kementerian kesehatan Uzbekistan pada akhir tahun lalu mengatakan bahwa obat batuk sirup tersebut diketahui memiliki kandungan etilen glikol atau zat beracun.
Disebutkan juga bahwa obat batuk sirup tersebut diberikan kepada anak-anak tanpa resep dokter, baik oleh orang tua atau atas saran apoteker, dan dengan takaran yang melebihi dosis standar untuk anak-anak.
Saat itu pula, kementerian kesehatan Uzbekistan langsung membebastugaskan tujuh karyawannya atas kelalaian tersebut.
Adapun laporan kematian akibat mengonsumsi obat batuk sirup buatan Maiden Pharmaceuticals, juga terjadi di Gambia, Afrika Barat, di mana sedikitnya 70 anak menjadi korban.
Pada saat itu, pejabat kementerian kesehatan India mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan dari Uzbekistan, tetapi menolak berkomentar.
Baca juga: Imbas Melonjaknya Inflasi Harga Obat di Pasar Amerika Serikat Naik Mulai Hari Ini
Seperti diketahui, India menjadi salah satu negara yang dikenal sebagai “apotek dunia”, dan ekspor farmasinya meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir menjadi 24,5 miliar dolar AS pada tahun fiskal lalu.