Taliban dan Perusahaan China Teken Kerjasama Eksplorasi Minyak di Afghanistan Utara
Pemerintah Taliban telah menandatangani perjanjian internasional pertama mereka dengan sebuah perusahaan perminyakan China
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD – Pemerintahan Taliban di Afghanistan telah menandatangani perjanjian internasional pertama mereka dengan sebuah perusahaan perminyakan China, Xinjiang Central Asia Petroleum and Gas Co (CAPEIC), Kamis (5/1/2023)
Dilansir dari VoA News, perjanjian tersebut bertujuan mengekstraksi dan mengembangkan cadangan minyak di Afghanistan Utara.
Pejabat senior Taliban dan duta besar China untuk Kabul, Wang Yu, menyaksikan upacara penandatanganan yang disiarkan televisi di ibu kota Afghanistan, menandai kesepakatan investasi asing besar pertama di Afghanistan sejak kelompok Islam itu merebut kekuasaan pada Agustus 2021.
Menteri pertambangan Taliban, Shahabuddin Dilawar, mengatakan, kontrak dengan CAPEIC akan menghasilkan 150 juta dolar AS per tahun dalam investasi China untuk ekstraksi minyak di lembah sungai Amu.
“Kesepakatan itu akan mencakup area seluas 4.500 kilometer persegi secara kolektif di provinsi Saripol, Jowzjan dan Faryab utara, menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 3.000 warga Afghanistan,” kata Dilawar.
Dilawar mengatakan, pemerintahan Taliban akan memiliki kemitraan 20 persen dalam proyek tersebut, dengan ketentuan untuk meningkatkannya menjadi 75 persen.
Baca juga: Pangeran Harry Akui Bunuh 25 Orang di Afghanistan selama Jadi Pilot Militer Inggris
Secara terpisah, Wang memuji upacara penandatanganan yang “berhasil”, menyebutnya sebagai awal yang baik untuk mempromosikan hubungan bilateral antara Beijing dan Kabul.
“Proyek minyak Sungai Amu Darya adalah proyek penting antara China dan Afghanistan,” kata Wang.
Baca juga: Abaikan Larangan Taliban, Lima SMA Perempuan di Afghanistan Kembali Dibuka
“Kemajuan proyek ini telah menciptakan model kerja sama China-Afghanistan dalam proyek-proyek besar di bidang energi dan bidang lainnya,” imbuhnya.
Wang juga mendesak perusahaan China itu untuk secara ketat mematuhi hukum Afghanistan sembari memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya sesuai dengan kontrak.