Tak Mau Berperang, Seorang Tentara di Rusia Dipenjara Lima Tahun
Pengadilan Rusia menghukum seorang tentara bernama Marsel Kandarov selama lima tahun penjara karena menolak berperang di Ukraina,
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pengadilan Rusia menghukum seorang tentara bernama Marsel Kandarov selama lima tahun penjara karena menolak berperang di Ukraina,
Prajurit itu "tidak ingin ikut serta dalam operasi militer khusus" dan tidak melapor untuk bertugas pada Mei 2022, kata layanan pers untuk pengadilan di wilayah Bashkortostan di Ural, Rusia, pada Kamis (12/1/2023).
Melansir dari Al Jazeera, dalam pernyataan tersebut terungkap penegak hukum Rusia menemukan Marsel Kandarov, yang berusia 24 tahun, pada September tahun lalu.
Secara terpisah, pengadilan militer mengatakan mereka menghukum Kandarov lima tahun penjara karena menghindari dinas militer dalam mobilisasi selama lebih dari sebulan.
Baca juga: Tambah Personil Pasukan, Rusia Perpanjang Rentang Usia Wajib Militer Jadi 21 Hingga 30 Tahun
Rusia mengumumkan mobilisasi sebanyak 300.000 orang pada akhir September setelah menderita kekalahan di medan perang.
Pengumuman tersebut memicu eksodus pria dari Rusia, dengan banyak pria melarikan diri ke negara tetangga termasuk Armenia, Georgia, dan Kazakhstan.
Orang-orang di Rusia berunjuk rasa menentang perintah tersebut, dengan polisi berusaha membubarkan protes anti-perang saat mereka menahan ratusan orang, termasuk beberapa anak-anak.
Kritikus mengatakan banyak orang yang dimobilisasi hampir tidak memiliki pengalaman di medan perang dan hanya menerima sedikit pelatihan sebelum dikirim ke Ukraina.
Secara terpisah, pengadilan militer di Moskow menjatuhkan hukuman selama lima tahun enam bulan kepada seorang tentara di sebuah koloni hukuman karena "memukul" seorang perwira dalam sebuah pertengkaran, kata kantor berita negara Rusia TASS melaporkan pada Rabu (11/1/2023).
Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Makassar Tergiur Harga Organ Manusia di Situs Rusia, Dapat Dijual Rp1,2 Milliar
TASS mengatakan, tentara itu menyatakan "ketidakpuasannya" dengan pelatihan prajurit yang dimobilisasi di luar Moskow.
Sebuah video insiden tersebut yang beredar secara online menunjukkan, tentara itu mengeluhkan pelatihan yang buruk, menggunakan kata-kata kotor, dan menyebut latihan itu sebagai "tiruan".