Kecelakaan Pesawat di Nepal: Pilot Tidak Laporkan Ada Hal yang Tidak Diinginkan saat Menuju Bandara
Petugas bandara menyebut pilot Yeti Airlines yang mengalami kecelakaan tidak melaporkan ada hal yang tidak diinginkan saat pesawat akan mendarat.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
ATR 72 bermesin ganda yang dioperasikan oleh Yeti Airlines sedang dalam perjalanan dari Kathmandu, kata seorang pejabat bandara.
Yeti Airlines mengumumkan semua penerbangan reguler besok akan dibatalkan sebagai bentuk belasungkawa atas para penumpang yang kehilangan nyawa.
Pesawat itu berusia 15 tahun dan dilengkapi dengan transponder tua dengan data yang tidak dapat diandalkan, menurut situs pelacakan penerbangan FlightRadar24.
Kecelakaan kali ini adalah kecelakaan udara paling mematikan di Nepal sejak 1992, menurut database Aviation Safety Network.
Sejarah bencana pesawat
Kecelakaan pesawat di Nepal terbilang cukup sering terjadi.
Nepal merupakan rumah bagi 8 dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest.
Cuaca yang dapat berubah tiba-tiba dapat menimbulkan kondisi berbahaya.
Uni Eropa bahkan melarang maskapai penerbangan Nepal dari wilayah udaranya sejak 2013 karena masalah keamanan.
Tahun lalu, 22 orang tewas ketika sebuah pesawat jatuh di lereng gunung.
Pada tahun 2018 sebuah pesawat penumpang AS-Bangla dari Bangladesh jatuh saat mendarat di Kathmandu, menewaskan 49 dari 71 orang di dalamnya.
Pada tahun 1992, semua 167 orang di dalam pesawat Pakistan International Airlines tewas ketika menabrak bukit saat mencoba mendarat di Kathmandu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.