Rusia-Belarus Gelar Latihan Perang Udara Defensif, Ukraina Khawatir Ada Serangan Baru
Rusia dan Belarus menggelar latihan militer bersama yang memicu kekhawatiran Ukraina, bahwa Rusia dan sekutunya akan melancarkan serangan baru.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, DNIPRO - Rusia dan Belarus mulai menggelar latihan militer bersama hari ini, Senin (16/1/2023), yang memicu kekhawatiran Kyiv bahwa Moskow dan sekutunya akan melancarkan serangan darat baru di Ukraina.
Melansir dari Reuters, Rusia dan Belarus akan melakukan latihan bersama angkatan udara mulai 16 Januari sampai 1 Februari 2023, menggunakan semua lapangan terbang militer Belarus dan memulai latihan militer bersama yang melibatkan "subdivisi brigade mekanis" pada hari ini, kata kementerian pertahanan Belarus.
Belarus mengungkapkan latihan udara bersifat defensif dan "tidak akan memasuki perang".
"Kami mempertahankan pengekangan dan kesabaran, menjaga bubuk mesiu kami tetap kering," kata wakil sekretaris negara pertama Dewan Keamanan Belarus, Pavel Muraveyko, menurut sebuah postingan di aplikasi Telegram kementerian pertahanan Belarusia pada Minggu (15/1/2023).
Muraveyko mengatakan situasi di perbatasan selatan Belarus dengan Ukraina "tidak terlalu tenang" dan menyebut Ukraina telah "memprovokasi" Belarus.
"Kami siap untuk setiap tindakan provokatif dari pihak Ukraina," katanya.
Moskow membantah telah menekan Presiden Belarus Alexander Lukashenko untuk mengambil peran lebih aktif dalam konflik di Ukraina.
Sementara Ukraina terus memperingatkan kemungkinan serangan yang dilancarkan Belarus. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada pekan lalu bahwa Ukraina harus lebih bersiap di perbatasannya dengan Belarusia.
Belarus telah melakukan banyak latihan militer sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, baik sendiri maupun bersama dengan Moskow. Dalam latihan militer dengan Rusia, Belarus juga memperkuat latihan dengan persenjataan dan perlengkapan militer.
Channel pemantauan militer di Telegram yang tidak resmi telah melaporkan serangkaian pesawat tempur, helikopter, dan pesawat angkut militer yang datang ke Belarus sejak awal tahun ini, dengan delapan pesawat tempur dan empat pesawat kargo dilaporkan terbang ke Belarus pada Minggu (15/1/2023).
Baca juga: Belarus: Sistem Rudal Iskander yang Dikerahkan Rusia Telah Siap Digunakan Perang
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut. Sedangkan kementerian pertahanan Belarus hanya mengatakan bahwa "unit" angkatan udara Rusia telah tiba di negara itu.
Apartemen di Dnipro Hancur
Ukraina melihat sedikit adanya harapan untuk menarik lebih banyak orang yang selamat dari puing-puing di sebuah blok apartemen di kota Dnipro pada Minggu, sehari setelah bangunan itu dihantam oleh serangan rudal besar-besaran Rusia, dengan puluhan orang diperkirakan tewas.
Gubernur wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina, Valentyn Reznichenko, mengatakan pada hari ini bahwa 35 orang dipastikan tewas sejauh ini dan nasib 35 warga lainnya masih belum diketahui.
Baca juga: Sanksi Barat Pangkas Perekonomian Belarus Sebesar 4 Persen Pada 2022
"Pencarian orang di bawah reruntuhan terus berlanjut," kata Reznichenko di aplikasi perpesanan Telegram.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan blok apartemen itu dihantam oleh rudal Kh-22 Rusia, yang diketahui tidak akurat dan Ukraina tidak memiliki pertahanan udara untuk menembak jatuh rudal tersebut. Rudal era Soviet dikembangkan selama Perang Dingin untuk menghancurkan kapal perang.
Moskow telah menggempur infrastruktur energi Ukraina dengan rudal dan drone sejak Oktober, menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan pada pemanas sentral dan air yang mengalir.
Baca juga: Tentara Rusia-Belarus Terus Latihan Tempur Bersama Antisipasi Perang Eropa
Dalam pidato malamnya setelah serangan Dnipro, Zelenskyy meminta sekutu Barat untuk mengirim lebih banyak senjata guna mengakhiri "teror Rusia" dan serangan terhadap warga sipil.
Pada Sabtu (14/1/2023), Inggris mengikuti Prancis dan Polandia membuat janji untuk memberikan bantuan senjata lebih lanjut, dengan mengatakan akan mengirim 14 tank tempur utama Challenger 2 serta dukungan artileri canggih lainnya dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Konvoi Pertama Tentara Rusia Bagian dari Pasukan Gabungan Tiba di Belarus
Pengiriman pertama tank buatan Barat ke Ukraina kemungkinan besar dapat dianggap oleh Moskow sebagai eskalasi konflik. Kedutaan Besar Rusia di London mengatakan tank-tank itu akan menunda konfrontasi.
Invasi Rusia, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan warga Ukraina terlantar, dan mengubah banyak kota menjadi puing-puing.