Penembakan Brutal di Circle K Washington Tewaskan 3 Orang, Pelaku Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri
Seorang pria berusia 21 tahun yang diidentifikasi kepolisian sebagai Jarid Haddock, nekat melepaskan tembakan brutal.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Insiden penembakan brutal kembali terjadi di Amerika Serikat (AS).
Kali ini seorang pria berusia 21 tahun yang diidentifikasi kepolisian sebagai Jarid Haddock, nekat melepaskan tembakan brutal yang membuat sedikitnya tiga orang tewas.
Dilansir dari Channel News Asia, insiden tersebut dilaporkan terjadi di sebuah convenience store Circle K di Yakima, Washington, Selasa (24/1/2023) malam waktu setempat.
Setelah melepaskan tembakan di dalam toko, tersangka langsung berlari ke seberang jalan dan melepaskan tembakan yang mengarah ke sebuah kendaraan. Tersangka kemudian mencuri mobil dan melarikan diri.
Baca juga: Penembakan Massal di Half Moon Bay California, Tidak ada Korban WNI
Tersangka akhirnya berhasil ditemukan oleh pihak kepolisian setempat, tetapi dalam kondisi sudah tak bernyawa. Polisi menduga tersangka tewas karena menembak dirinya sendiri.
“Kami menduga bahwa tersangka telah bunuh diri dan itu terjadi sebelum petugas datang. Ada petugas yang mendengar tembakan, tapi tidak ada yang melihatnya benar-benar melakukan itu," kata Matt Murray, kepala kepolisian setempat.
Sebelumnya, penembakan brutal juga telah terjadi di California, AS pada Senin (23/1/2023).
Insiden tersebut menewaskan enam orang, termasuk seorang ibu dan bayinya yang masih berusia enam bulan. Di antara para korban, ada satu orang yang dibawa ke rumah sakit, namun kemudian dinyatakan meninggal.
"Beberapa korban ditemukan di dalam rumah sementara yang lainnya ditemukan di jalan," kata kepolisian setempat.
"Seorang pria yang ditemukan terluka ketika deputi Tulare County tiba kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit,” imbuhnya.
Polisi menduga penembakan itu mungkin terkait dengan aktivitas geng, mengingat insiden itu terjadi seminggu setelah para deputi mengeksekusi surat perintah penggeledahan narkotika di rumah tersebut.