Presiden Ukraina Rombak Kabinet di Tengah Dugaan Skandal Korupsi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemimpin pemerintah lainnya mengonfirmasi perombakan posisi tingkat tinggi di tengah dugaan skandal korupsi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Serangkaian pengunduran diri dan pemecatan mewarnai pemerintah Ukraina pada Senin (22/1/2023) dan Selasa.
Dilansir NPR, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin pemerintah lainnya mengonfirmasi perombakan posisi tingkat tinggi.
Seorang penghubung Kabinet Ukraina memberi tahu parlemen bahwa mereka telah memberhentikan enam wakil menteri dan lima administrator regional karena alasan yang dirahasiakan.
Dalam pidato malamnya pada hari Senin, Zelensky mengatakan:
"Kami telah membuat keputusan personel - beberapa hari ini, beberapa besok - mengenai pejabat di berbagai tingkatan di kementerian dan badan pemerintah pusat lainnya, di daerah, dan dalam sistem penegakan hukum."
Wakil Menteri Pertahanan Viacheslav Shapovalov menyerahkan surat pengunduran diri yang ditulis tangan sehari setelah muncul laporan dugaan korupsi.
Baca juga: Konflik Ukraina Disebut Bikin Ekonomi Jerman Rugi 190 Miliar Dolar AS, 4,5 Persen dari PDB 2023
Laporan itu menuduh Shapovalov menggunakan dana kementerian untuk membeli makanan dan pakaian musim dingin taktis dengan harga di atas pasar.
Klaim itu dibantah oleh Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov.
"Terlepas dari kenyataan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan tidak beralasan, permintaan pengunduran diri Viacheslav Shapovalov mengikuti tradisi politik Eropa dan demokrasi."
"Sebuah demonstrasi bahwa kepentingan pertahanan lebih tinggi daripada posisi kabinet mana pun," tulis Reznikov dalam surat yang mengonfirmasi pengunduran diri Shapovalov.
Sementara itu, Kyrylo Tymoshenko, seorang ajudan Zelensky juga menyerahkan surat pengunduran diri tulisan tangan kepada presiden Senin malam.
Zelensky mengkonfirmasi mundurnya Tymoshenko Selasa pagi tanpa menyebutkan alasannya.
Saat perang berlangsung, Tymoshenko membentuk lingkaran penasihat muda yang membuat Zelensky menjadi seperti selebritas di Ukraina, sering memposting video ke media sosial dan membuat penampilan televisi yang optimis.
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Simpan Senjata dari Negara Barat di Dekat Pembangkit Tenaga Nuklir
Sejak Rusia meningkatkan serangan udaranya terhadap utilitas Ukraina pada bulan Oktober, Tymoshenko menjadi koordinator utama pemerintah untuk membangun kembali infrastruktur.
Pengunduran diri Tymoshenko terjadi beberapa hari setelah penasihat Zelensky populer lainnya, Oleksiy Arestovych, mengundurkan diri dari jabatannya.
Arestovych telah menyebarkan informasi yang salah tentang siapa yang bertanggung jawab atas serangan udara di gedung apartemen yang runtuh yang menewaskan 46 warga sipil di kota Dnipro pada 14 Januari lalu.
Dalam sambutannya, Zelensky juga melarang pejabat Ukraina meninggalkan negara setelah postingan media sosial menunjukkan Wakil Jaksa Agung Oleksiy Symonenko sedang berlibur di Spanyol.
Di bawah darurat militer Ukraina, pria usia militer dilarang meninggalkan Ukraina tanpa izin tertulis.
Atasan Symonenko kemudian mengkonfirmasi pemecatannya Selasa pagi.
Korupsi pada Era Sebelum Perang
Pada 2017, Ukraina membentuk prakarsa antikorupsi bersama dengan Uni Eropa sebagai dalih untuk bergabung dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut.
"Ukraina juga telah melangkah jauh dalam membentuk badan anti-korupsi yang diperlukan... Sekarang mereka harus beroperasi penuh," bunyi pernyataan UE ketika Ukraina menjadi kandidat resmi pada tahun 2022.
Pada hari Senin, Wakil Menteri Infrastruktur kehilangan pekerjaannya setelah dia ditangkap karena suap.
Tymofiy Mylovanov, mantan menteri ekonomi Ukraina, mengatakan bahwa Ukraina telah mengambil langkah ekstensif untuk melawan korupsi.
Dalam sebuah cuitan, Mylovanov mengatakan skandal korupsi baru-baru ini bersifat "episodik", bukan "sistemik", seperti yang diklaim oleh pejabat Eropa.
Namun Daria Kaleniuk, kepala Pusat Aksi Anti-Korupsi Ukraina, mengatakan komitmen Ukraina terhadap transparansi harus meluas ke seluruh pemerintahan, terlepas dari sistem darurat militer yang saat ini berlaku.
"Saya ingin berterima kasih kepada aparat penegak hukum yang melindungi hukum, kepentingan negara, dan memastikan keadilan!"
"Saya berterima kasih kepada para jurnalis yang menyelidiki semua fakta dan membangun gambaran lengkapnya!," kata Zelensky setelah skandal korupsi mulai muncul hari Minggu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)