Gempa di Turki: WHO Sebut Jumlah Korban Tewas Bisa Meningkat, Kini Capai 3.800 Orang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa korban tewas akibat gempa kuat yang mengguncang Turki dan Suriah bisa meningkat delapan kali li
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Ribuan bangunan di kedua negara telah runtuh.
Beberapa video menunjukkan saat bangunan jatuh dan masyarakat berlarian mencari perlindungan.
Banyak bangunan yang dulunya setinggi 12 lantai kini rata dengan tanah, jalan-jalan hancur.
Di antara bangunan yang hancur adalah Kastil Gaziantep, bangunan bersejarah yang telah berdiri selama lebih dari 2.000 tahun.
Baca juga: Sampaikan Duka Cita, MUI Ajak Umat Islam Salat Gaib untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Koresponden BBC Timur Tengah Anna Foster melaporkan dari kota Turki Osmaniye, dekat pusat gempa, menggambarkan pemandangan yang menghancurkan.
“Benar-benar hujan deras yang menghambat upaya penyelamatan. Tidak ada listrik sama sekali di kota malam ini."
"Kami masih merasakan gempa susulan... dan masih ada kekhawatiran bahwa mungkin masih ada lagi bangunan yang akan runtuh," kata koresponden kami.
Infrastruktur Energi Turki rusak
Infrastruktur energi Turki juga telah rusak. Kebakaran besar juga terjadi di Turki selatan. Pengguna media sosial mengklaim hal itu disebabkan oleh kerusakan pipa gas.
Menteri Energi Turki Fatih Donmez membenarkan telah terjadi kerusakan serius pada infrastruktur, tapi tidak menyebutkan ledakan tersebut.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleymon Soylu mengatakan, 10 kota terkena dampak gempa awal termasuk Hatay, Osmaniye, Adiyaman, Malatya, Sanliurfa, Adana, Diyarbakir dan Kilis.
Sekolah telah ditangguhkan di kota-kota itu setidaknya selama seminggu.
Turki terletak di salah satu zona gempa paling aktif di dunia.
Baca juga: Daftar Negara-negara yang Menawarkan Bantuan Pasca Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah
Pada tahun 1999, gempa mematikan menewaskan lebih dari 17.000 orang di barat laut.