Update Gempa Turki: Korban Tewas di Turki dan Suriah Mencapai Lebih dari 5.000 Orang
Jumlah korban gempa di wilayah Turki dan Suriah per Selasa (7/2/2023) bertambah menjadi lebih dari 5.000 orang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengatakan, jumlah korban tewas akibat gempa naik menjadi 3.419 di Turki.
Sementara itu di Suriah, pihak berwenang mengatakan lebih dari 1.600 orang tewas.
Sehingga jika ditotal, jumlah korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah lebih dari 5.000 orang.
Berbicara kepada wartawan, Fuat Oktay mengatakan kondisi cuaca buruk membuat sulit untuk membawa bantuan ke daerah yang terkena dampak.
Selain itu, lanjut Oktay, operasi penyelamatan korban gempa di Turki menjadi sulit karena cuaca.
Dikutip dari Al Jazeera, Oktay juga mengatakan, hanya kendaraan penyelamat dan bantuan yang diizinkan untuk masuk atau keluar dari Hatay, Kahramanmaras, dan Adiyaman.
Baca juga: Berita Foto : Pilu Potret Evakuasi Korban Gempa Turki dan Suriah
Operasi penyelamatan difokuskan pada tiga provinsi tersebut dan Malatya, tambah Oktay.
Bantuan Dipasok Lewat Udara
Fuat Oktay mengklaim bahwa cuaca sekarang lebih cocok bagi maskapai penerbangan untuk mendarat di kota-kota terdekat ke tempat-tempat yang terkena dampak gempa.
"71 penerbangan lepas landas dari bandara Istanbul ke bandara terdekat di wilayah tersebut, yang masih berfungsi," ujar Oktay.
Sebelumnya, negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.
Baca juga: Inilah Penyebab Turki Sering Dilanda Gempa Besar hingga Disebut Berkekuatan Dahsyat
Namun gempabumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di seluruh Turki, juga menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.
Dikutip dari BBC, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan tanggapan internasional, mengatakan bahwa banyak keluarga yang terkena bencana "sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan".
Uni Eropa mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Turki, sedangkan tim penyelamat dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan.