Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Japan Post Perusahaan dengan Rating Terendah Kedua untuk Negosiasi & Penurunan Harga

Japan Post tercatat sebagai bisnis dengan rating terendah kedua untuk negosiasi harga dan penurunan harga.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Japan Post Perusahaan dengan Rating Terendah Kedua untuk Negosiasi & Penurunan Harga
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kantor Pos Jepang yang tidak dipakai lagi di Tsukuba Prefektur Ibaraki. Japan Post tercatat sebagai bisnis dengan rating terendah kedua untuk negosiasi harga dan penurunan harga. Akibatnya Japan Post banyak dikeluhkan perusahaan lain dan mitra bisnis yang terkait dengan kantor pos. 

"Kami mengirimkan bahkan di tempat-tempat dengan kepadatan penduduk yang rendah, dan jika jumlah paket kecil, jaraknya akan lebih jauh, sehingga akan ketat di berbagai tempat seperti melonjaknya harga bensin."

"Karena kenaikan harga tidak dapat diteruskan, gaji karyawan tidak dapat dinaikkan. Oleh karena itu, kami menghadapi kekurangan pengemudi yang melakukan pengiriman."

"Saya ingin menaikkan gaji saya sedikit lagi, tetapi akan sulit untuk menaikkannya selama jumlah yang saya terima tidak berubah."

Menanggapi pengumuman tersebut, Hiroya Masuda, Presiden Japan Post, mengatakan, "Fakta bahwa skornya sangat rendah mungkin berarti ada masalah serius yang melekat di dalamnya."

Masuda mengklarifikasi bahwa situasi negosiasi harga berbeda dari kantor pos ke kantor pos, dan bahwa dia telah menginstruksikan Japan Post, anak perusahaan Post Co., Ltd., untuk menyelidiki situasi sebenarnya.

"Kita perlu mencari tahu dari perspektif apa hal itu telah menyebabkan evaluasi yang begitu keras," kata Presiden Japan Post, Masuda.

Komentator WBS Yoichi Takita berbicara tentang sikap garis keras pemerintah dalam mengungkapkan hasil survei.

Berita Rekomendasi

Menurut hasil survei skala besar, sekitar 10 persen usaha kecil dan menengah menjawab bahwa mereka belum dapat bernegosiasi dengan perusahaan kontraktor sama sekali.

"Sekitar 20 persen menjawab bahwa mereka belum dapat meneruskan kenaikan harga sama sekali, jadi ini cukup serius," kata Takita.

Jika harga tidak dapat diteruskan sama sekali, akan sulit bagi usaha kecil dan menengah untuk menaikkan upah mereka.

"Usaha kecil dan menengah mendukung sekitar 70 persen dari pekerjaan Jepang, yang merupakan masalah yang sangat penting. Tetapi di sisi lain, misalnya, apa yang disebut upah riil, yang dihitung dengan mengurangi inflasi dari slip gaji, akhirnya berubah positif pada Desember tahun lalu," kata dia.

"Saya pikir ini adalah fase di mana kami ingin memanfaatkan peluang ini dan memperluas kenaikan upah ke usaha kecil dan menengah," ujarnya.

Sementara itu bagi para kolektor prangko dan diskusi dengan Pos, dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Filatelis dengan mengirimkan email ke: info@filateli.net Subject: WAG Filatelis. Tuliskan nama dan alamat serta nomor whatsapp.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas