Aksi Heroik Anjing Penyelamat yang Terlibat Proses Pencarian Korban Gempa di Turki
REDOG, tim sukarelawan K9 dari Swiss, berada di kota Iskenderun, Turki, bekerja sama dengan tim penyelamat setempat GEA
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Setiap kali seekor anjing REDOG menemukan korban, anjing tersebut dipuji dan diberi hadiah berupa mainan atau makanan.
“Dia sangat suka menemukan orang karena dia mendapat hadiah setiap saat,” kata Forster.
"Yang utama adalah anjing itu bersenang-senang dan suka mencari orang," imbuhnya.
Jika orang yang selamat tidak terkubur terlalu dalam, anjing dapat mencium baunya dengan cepat.
Tetapi beberapa bangunan di Iskenderun memiliki enam lantai yang telah runtuh dengan lapisan beton setinggi 2 sampai 3 meter (4 sampai 6 kaki) di antara setiap tingkat, sehingga sulit untuk menemukan orang yang terkubur lebih dalam.
“Jika baunya membutuhkan waktu untuk muncul, kita harus pergi (ke tempat puing-puing) dan membuang beberapa (lantai) puing dan mencoba lagi. Cukup sulit prosesnya jika orang tersebut dikubur sedalam itu,” ujar Gerber.
Baca juga: Kemenkes Kirim 65 Tenaga Medis dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Menteri lingkungan, urbanisasi dan perubahan iklim Turki, Murat Kurum, mengatakan lebih dari 41.700 bangunan di 10 provinsi yang terkena dampak gempa itu telah runtuh atau rusak parah, menurut kantor berita Turki Anadolu.
Setidaknya 1.791 bangunan di 10 provinsi yang terkena dampak telah diidentifikasi rusak parah atau membutuhkan pembongkaran segera.
“Mengerikan apa yang terjadi di sini. Semua bangunan yang runtuh ini, semua orang yang kehilangan kerabat mereka, rumah mereka. Mengerikan,” ujar Gerber.
“Kami senang membantu di sini dengan anjing kami, untuk mengeluarkan orang hidup-hidup. Ini sangat penting. Saya sangat tersentuh karena kami dapat membantu di sini,” tambahnya.
Sementara itu, LSM National Disaster Search Dog Foundation (SDF) yang berbasis di California telah melatih tujuh dari 12 anjing penyelamat yang dikerahkan oleh Amerika Serikat yang saat ini mencari korban selamat di Turki.
Direktur operasi tim komunikasi dan pencarian, Denise Sanders, mengatakan Bahwa anjing “jauh lebih baik dalam mendeteksi aroma daripada teknologi apa pun yang kita miliki”.
“Mereka berlari di atas puing-puing dan melakukan apa yang disebut pengindraan udara. Mereka mengambil partikel-partikel aroma di udara dan kemudian mengikuti hidung mereka secara harfiah ke sumber aroma terkuat, dan itu akan menjadi tujuan calon korban," kata Sanders.
Mengacu pada pengalaman masa lalu ketika bekerja setelah gempa bumi melanda Haiti, dia mengatakan anjing telah menunjukkan bahwa mereka mampu mengendus "aroma yang sangat berbeda yang tersebar di udara", sedalam 6 hingga 9 meter (20-30 kaki) di bawah permukaan.