Jumlah Dokter Cukup, Relawan Disarankan Tidak Lanjutkan Perjalanan ke Turki
Kementerian Kesehatan Turki menyatakan saat ini mereka memiliki cukup dokter, sukarelawan dan tim pendukung yang bekerja di wilayah gempa.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Turki menyampaikan kepada seluruh kedutaan besar asing di Turki bahwa saat ini Turki telah memiliki cukup dokter, sukarelawan dan tim pendukung yang bekerja di wilayah gempa.
Pengumuman ini juga dibagikan kepada Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Turki.
"Apabila sukarelawan masih di negaranya, disarankan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke Turki," demikian, KBRI Ankara merilis pengumuman tersebut lewat website resmi KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Selasa (15/2/2023).
Bagi relawan yang telah terlanjur berada di Turki, dipersilakan menghubungi Kementerian Kesehatan Turki melalui alamat email: disabgm@saglik.gov.tr, dengan mengirimkan identitas, tujuan, dan spesialisasi (dengan referensi).
Data sukarelawan ini selanjutnya difilter dan dievaluasi APemerintah Turki. Namun pemberitahuan ini tidak menjamin relawan asing langsung dapat ditempatkan di lokasi terdampak.
"Pemberitahuan email ini bukan sebagai jaminan bahwa Kemenkes Turki akan memerlukan sukarelawan di lokasi terdampak," ungkap KBRI dalam pernyataannya.
KBRI Ankara menyatakan kemungkinan email akan dijawab dalam kurun waktu 3-5 hari, namun KBRI menyarankan relawan Indonesia untuk kembali ke tanah air.
"Mengingat waktu tinggal para sukarelawan tidak panjang, kepulangan ke negaranya merupakan opsi," tulisnya.
Baca juga: Emergency Medical Team Indonesia Tiba di Hatay Turki, Siap Bangun RS Lapangan
Dalam tugas penanganan gempa yang terkait kesehatan, Kemkes Turki berkoordinasi dengan AFAD. "Demikian info ini agar menjadi perhatian bersama," tutupnya.