Rusia Terus Gempur Bakhmut, NATO Pertimbangkan Pasok Lebih Banyak Senjata ke Ukraina
Sebagian besar tembakan artileri Rusia difokuskan ke Bakhmut, kota yang dibom di Provinsi Donetsk.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pasukan Rusia terus membombardir pasukan Ukraina di garis depan dan kota-kota di wilayah Donetsk timur sepanjang Selasa (14/2/2023) kemarin.
Sebagian besar tembakan artileri Rusia difokuskan ke Bakhmut, kota yang dibom di Provinsi Donetsk dan menjadi target utama Presiden Vladimir Putin. Pasukan Ukraina di kota itu telah membentengi posisi untuk mengantisipasi pertempuran.
"Tidak ada satu meter persegi pun di Bakhmut yang aman atau tidak berada dalam jangkauan tembakan atau drone musuh," kata Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, yang dikutip dari Reuters.
Dia mengatakan, senjata Rusia menggempur sasaran di sepanjang garis depan di Donetsk, yang bersama dengan provinsi Luhansk membentuk Donbas, pusat industri Ukraina dan sasaran utama Rusia.
Jatuhnya Bakhmut ke tangan Rusia akan menjadi batu loncatan bagi Moskow untuk maju ke dua kota Donetsk yang lebih besar, Kramatorsk dan Sloviansk, dan memberi Moskow momentum baru setelah berbulan-bulan mengalami kemunduran di medan perang menyusul invasi yang diluncurkannya pada Februari tahun lalu.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan, pasukan Rusia telah membuat kemajuan bertahap dalam serangan mereka terhadap Bahkmut tetapi masih belum pasti Bakhmut akan jatuh atau tidak.
Menjelang setahun invasi Rusia, Kremlin telah mengintensifkan operasi di wilayah Ukraina bagian selatan dan timur, dan serangan besar baru telah diantisipasi secara luas.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperkirakan Ukraina akan melancarkan serangannya sendiri terhadap Rusia pada musim semi dan sekutu Kyiv bekerja untuk memastikan mereka memiliki baju besi, daya tembak dan logistik untuk membuat serangan itu efektif.
"Ukraina memiliki persyaratan mendesak untuk membantunya memenuhi momen penting ini dalam perjalanan perang. Kami yakin akan ada peluang bagi mereka untuk melakukan inisiatif," kata Austin pada pertemuan menteri pertahanan NATO dan sekutu Ukraina lainnya, guna membahas opsi untuk lebih banyak mengirim bantuan militer.
Baca juga: Pasukan Rusia Gempur Kota Bakhmut, Usai Serang Bilogorivka dari Berbagai Sisi
"Kremlin masih bertaruh bisa menunggu kita, tapi satu tahun lagi kita bersatu seperti sebelumnya. Tekad bersama itu akan membantu mempertahankan momentum Ukraina di minggu-minggu penting mendatang," sambungnya,
Bantuan Militer
Selain tank tempur, Ukraina juga sangat membutuhkan jet tempur dan rudal jarak jauh sesegera mungkin untuk menghentikan serangan baru Rusia dan membantu membalikkan keadaan melawan daya tembak Moskow yang jauh lebih unggul.
Sebelum pertemuan itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan tidak ada tanda-tanda Putin sedang mempersiapkan perdamaian.