Update Gempa Turki-Suriah: Total Korban Tewas Capai 40.918 Orang
Jumlah korban tewas akibat gempa Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) meningkat menjadi 40.918 orang per Rabu (15/2/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
Turki butuh aturan konstruksi yang lebih ketat
Erdogan mengatakan penegakan peraturan bangunan yang lebih ketat diperlukan di negara itu setelah gempa kuat yang mengguncang Turki selatan pekan lalu, menewaskan puluhan ribu orang.
Presiden Turki itu mengatakan bangunan yang runtuh mengingatkan pemerintah akan perlunya aturan konstruksi yang lebih ketat dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia menambahkan bahwa pemerintahnya akan terus bekerja sampai orang terakhir diselamatkan dari reruntuhan di daerah yang dilanda gempa.
Baca juga: Emergency Medical Team Indonesia Tiba di Hatay Turki, Siap Bangun RS Lapangan
Lebih banyak bantuan mencapai Suriah
Sebuah pesawat bantuan Saudi yang membawa 35 ton makanan dan bantuan lainnya tiba di Bandara Internasional Aleppo di Suriah pada Selasa (14/2/2023), di bagian dari negara terbagi yang dikendalikan oleh pemerintah.
Lusinan kelompok bantuan yang bekerja di Suriah mendesak peningkatan dukungan internasional.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad setuju untuk membuka lebih banyak penyeberangan perbatasan dengan Turki sehingga bantuan dapat disalurkan ke daerah-daerah yang terkena
Penduduk Idlib: Para penyintas telah kehilangan segalanya
Seorang aktivis dan penduduk Idlid, Abdulkafi Alhamdo mengatakan petugas penyelamat masih terus mencari korban selamat di bawah reruntuhan.
"(Bahkan) saat peluang untuk mendapatkan orang hidup hampir nol," katanya.
Baca juga: Video Viral Dua Perawat di Turki Pertaruhkan Nyawa untuk Melindungi Bayi Saat Gempa Dahsyat Melanda
“Orang-orang yang selamat dari bencana ini telah kehilangan segalanya,” katanya.
Dia mengatakan PBB “sangat terlambat” dalam menanggapi kebutuhan rakyat.
“Mereka membutuhkan tenda, karpet, selimut, makanan, perawatan medis,” tambah Alhmado.
Aktivis tersebut mencatat juga bahwa dukungan psikologis diperlukan untuk mengatasi trauma mental.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)