Di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Wamenlu AS Akui Washington Makin Cemas dengan Kemitraan Moskow-China
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Amerika Serikat (AS), Wendy Sherman menyebut Washington semakin khawatir dengan kemitraan antara Rusia dan China.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Amerika Serikat (AS), Wendy Sherman menyebut Amerika Serikat semakin khawatir dengan kemitraan antara Rusia dan China.
Dilansir CNN, ia juga menyoroti dukungan China terkait invasi Rusia ke Ukraina.
"Penilaian saya, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sedang mencoba meningkatkan posisinya di komunitas internasional dengan mengatakan bersedia menengahi dan membantu mengakhiri invasi yang mengerikan ini," ucap Sherman dalam sebuah acara di Brookings Institution.
"Pada saat yang sama, mereka (China) berkomitmen untuk kemitraan tanpa batas dengan Rusia," ucapnya.
"Kami memiliki perhatian dan kekhawatiran semakin besar tentang kemitraan itu serta dukungan RRT untuk invasi," tuturnya.
Sherman menyebut China sedang mencoba untuk mendapatkan semuanya.
Baca juga: Rusia Serang Sejumlah Kota di Ukraina, 1 Orang Tewas Terkena Rudal di Dnipro
Ia juga menyatakan keprihatinan tentang kemitraan Rusia dengan Iran dan Korea Utara (Korut).
"Ukraina akan memberikan kekalahan strategis untuk (Presiden Rusia Vladimir) Putin."
"Itu akan menimbulkan banyak masalah bagi mereka yang mendukung invasi ini ke depannya," tegasnya.
Ketegangan Belarus-Ukraina
Sementara itu, CNN melaporkan ketegangan meningkat di perbatasan antara Belarus dan Ukraina.
Situasi panas meningkat ketika para pejabat Kyiv memperingatkan bahwa serangan musim semi yang dilancarkan Rusia.
Baca juga: Rentetan Serangan Rudal Rusia Hujani Fasilitas Infrastruktur Ukraina
Tim CNN mengunjungi perbatasan barat daya Belarusia dekat barat laut Ukraina, ditemani oleh pejabat perbatasan negara.
Ukraina berbagi perbatasan 1.000 kilometer dengan Belarusia, negara yang memainkan peran penting dalam membantu serangan Rusia.
Frederik Pleitgen dari CNN dan timnya berada 100 meter dari sisi Ukraina.
Tim melaporkan, mereka melihat benteng pemerintah Belarusia di daerah perbatasan dengan kawat berduri.
Menurut tim CNN di lapangan, sisi perbatasan Ukraina dibarikade dengan kuat dengan beberapa lapis kawat berduri dan gundukan tanah untuk mencegah siapa pun melewatinya.
Pejabat Belarusia mengatakan kepada CNN, penyeberangan perbatasan dari sisi mereka di kota kecil Dyvin masih berfungsi.
Baca juga: Rusia Klaim Tembus 2 Garis Pertahanan Kyiv, Ukraina: Mereka Melakukan Serangan Sepanjang Waktu
Pejabat itu menerangkan pihak Ukraina telah menutup penyeberangan tersebut.
"Kyiv menutup semua penyeberangan perbatasan ke Belarus, kecuali untuk sesekali mengizinkan masuknya pengungsi Ukraina yang ingin kembali ke negara asalnya," jelas pejabat itu.
Langkah tersebut diambil karena khawatir Belarus dapat digunakan untuk invasi lebih lanjut oleh Rusia.
Tim CNN dapat melihat bendera Ukraina di sisi perbatasan Ukraina.
Rusia menggunakan wilayah Belarusia sebagai salah satu landasan peluncurannya untuk invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Latihan militer bersama selama setahun terakhir antara Belarusia dan Rusia telah menambah kekhawatiran bahwa pasukan Belarusia dapat bergabung dengan pasukan Rusia di Ukraina.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)