Pasukan Israel Bunuh 4 Warga Palestina di Jenin Tepi Barat
Serangan tentara Israel telah menewaskan sedikitnya empat warga Palestina, termasuk seorang remaja, di kota Jenin Tepi Barat yang diduduki.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Palestina mengungkapkan serangan pasukan Israel menewaskan sedikitnya empat warga Palestina.
Satu di antara korban tewas dalam serangan pada Kamis (16/3/2023) merupakan seorang remaja.
Insiden ini merupakan serangan terbaru sejak Israel mengintensifkan operasi di Tepi Barat tahun lalu.
Berdasarkan laporan kantor berita Palestina, Wafa yang mengutip Kementerian Kesehatan mengatakan pasukan Israel menyamar dan memasuki pusat kota Jenin.
Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian mengindentifikasi tiga korban tewas sebagai Youssef Shreem (29), Nidal Khazim (28), dan Omar Awadin (16).
Identitas orang keempat belum diketahui.
Baca juga: Pasukan Israel Bunuh 10 Warga Palestina dalam Serangan di Nablus, Baku Tembak Berlangsung Berjam-jam
Video amatir yang diambil oleh orang-orang di Jenin tampak menunjukkan kerumunan orang Palestina mengelilingi sebuah mobil, diduga dibawa oleh orang-orang yang menyamar sebagai pasukan Israel.
Klip lain muncul untuk menunjukkan kendaraan militer Israel menarik mobil itu.
Dikutip dari BBC, militer Israel mengatakan pasukan membunuh dua gerilyawan yang dicari karena "kegiatan teroris" dan seorang yang mencoba menyerang mereka menggunakan linggis.
Serangan itu, terjadi sehari setelah Otoritas Palestina mengatakan akan berpartisipasi dalam pertemuan keamanan dengan Israel di kota resor Sharm El-Sheikh di Laut Merah Mesir pada 19 Maret.
Pertemuan tersebut, juga akan mencakup perwakilan dari Mesir, Yordania dan Amerika Serikat.
Analis politik, Nour Odeh, mengatakan kepemimpinan Palestina seharusnya tidak menghadiri pertemuan tersebut karena opini publik Palestina “sangat menentangnya”.
Baca juga: 13 Warga Palestina Terluka setelah Pasukan Israel Gerebek Kamp Pengungsi Aqbat Jabr
“Kepemimpinan Palestina harus melihat ke dalam, mewakili keinginan rakyatnya dan bekerja untuk keretakan Palestina daripada bekerja dengan pemerintah Israel,” kata Odeh kepada Al Jazeera dari Ramallah.
Odeh mengatakan, pemerintah Israel tidak mengakui rakyat Palestina.