Jenderal Tertinggi Israel Minta Militer Jauhi Aksi Protes RUU Reformasi Peradilan Netanyahu
Jenderal tertinggi Israel telah menerbitkan surat terbuka setelah PM Benjamin Netanyahu memutuskan untuk memecat Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi mengatakan bahwa aksi protes yang sedang berlangsung di negara itu harus tetap berada di ruang publik dan tidak mempengaruhi militer.
Hal ini ia sampaikan karena gejolak atas Rancangan Undang-undang (RUU) reformasi peradilan terus berlanjut di Israel.
Baca juga: Komite Parlemen Israel Setujui Bagian Pertama RUU Reformasi Peradilan Netanyahu
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (28/3/2023), Jenderal tertinggi negeri zionis itu telah menerbitkan surat terbuka setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memutuskan untuk memecat Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, karena mengkritik reformasi tersebut.
"Israel tidak pernah mengenal hari-hari ancaman eksternal yang digabungkan dengan badai internal. Musuh kita harus tahu bahwa kita berjaga-jaga dan tidak ada yang meninggalkan," kata Halevi, mendesak militer untuk menahan diri dari mengambil bagian dalam aksi protes.
Israel telah mengalami aksi protes dan pemogokan massal selama berminggu-minggu terkait RUU reformasi peradilan, yang dianggap oleh para pengkritiknya sebagai 'upaya perebutan kekuasaan oleh Netanyahu'.
Undang-undang (UU) yang diusulkan ini tidak hanya memungkinkan pemerintah untuk mengambil kontrol yang lebih besar atas pemilihan Hakim Mahkamah Agung (MA).
Namun juga membatasi kekuasaan pengadilan atas parlemen Knesset dan melakukan pengawasan pembuatan UU.
Surat terbuka itu muncul saat Netanyahu meminta para pengunjuk rasa untuk berperilaku bertanggung jawab dan 'tidak bertindak kasar'.
Baca juga: Fakta-fakta Situasi Politik Israel Memanas, Berawal dari Perombakan Yudisial Pemerintah Netanyahu
Ia mengeluarkan seruan tersebut dalam sebuah postingan di Twitter menjelang aksi protes yang dilakukan oleh pendukung dan penentang perombakan yudisial yang akan berlangsung di seluruh negeri pada Selasa waktu setempat.
"Saya meminta semua pengunjuk rasa di Yerusalem, di kanan dan kiri, untuk berperilaku bertanggung jawab dan tidak bertindak kekerasan. Kami adalah saudara kalian," cuit Netanyahu.
Sebuah aksi protes untuk mendukung rencana Netanyahu diperkirakan akan berlangsung di Yerusalem, dengan beberapa politisi sayap kanan mendesak orang untuk turun ke jalan mendukung perombakan kontroversial ini dan pemerintahan Netanyahu.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang merupakan seorang Zionis garis keras, mendesak masyarakat untuk mendukung perubahan tersebut.
Karena menurutnya, membatalkannya akan membahayakan demokrasi Israel.
Ini terjadi di tengah desas-desus tentang kesediaan Netanyahu untuk menunda perombakan dan membatalkan keputusannya memecat Gallant.
Laporan media setempat menunjukkan bahwa Netanyahu telah mendiskusikan masalah tersebut dengan Amerika Serikat (AS).
Namun sejauh ini, ia belum membuat pernyataan resmi apakah dirinya akan menunda reformasi itu atau tidak.
Sebelumnya pada Senin kemarin, Presiden Israel Isaac Herzog mendesak pemerintahan Netanyahu untuk segera mengesampingkan rencana tersebut, memperingatkan bahwa 'mata seluruh dunia tertuju pada anda'.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.