Teknologi AI Dinilai Bisa Gantikan 300 Juta Pekerjaan, Sektor Administrasi dan Hukum Paling Berisiko
AI bisa gantikan 300 juta pekerjaan. Sektor administrasi dan hukum menjadi yang paling berisiko. Pekerjaan fisik yang intens, berisiko terendah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Laporan itu menyebutkan, saat ini ada 60 persen pekerja terlibat dalam pekerjaan yang bahkan tidak ada pada tahun 1940.
Mengutip penelitian lain, mereka menunjukkan perubahan teknologi sejak 1980-an telah menggusur pekerja lebih cepat daripada tahun sebelumnya.
Jika AI generatif seperti kemajuan teknologi informasi sebelumnya, hal itu dapat mengurangi lapangan kerja dalam waktu dekat.
Kombinasi penghematan biaya tenaga kerja yang signifikan, penciptaan lapangan kerja baru, dan produktivitas yang lebih tinggi bagi pekerja non-pengungsi meningkatkan kemungkinan ledakan produktivitas.
Sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara substansial, meskipun waktu terjadinya ledakan tersebut sulit diprediksi.
Baca juga: Sisi Buruk Teknologi AI, Goldman Sachs : Dapat Gantikan 300 Juta Pekerja di Seluruh Dunia
Pekerjaan Paling Berisiko
Laporan Goldman Sachs juga menyebutkan, ada variasi dampak secara signifikan antara berbagai sektor.
Sektor administrasi dan hukum akan terdampak maksimum 46 persen pekerjaan administratif dan 44 persen pekerjaan hukum, berisiko digantikan oleh AI.
Di sisi lain, masih ada pekerjaan yang hanya sedikit terdampak oleh AI, dikutip dari NDTV.
Pekerjaan itu adalah yang terkait pembersihan dan pemeliharaan, pemasangan dan perbaikan, serta pekerjaan konstruksi.
Dengan demikian, laporan itu menyimpulkan, pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik akan menghadapi risiko rendah.
Pekerjaan konstruksi hanya terdampak AI sekitar enam persen dan pemerliharaan mungkin hanya empat persen.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Artificial Intelligence (AI)