Cerita Jemaah Muslim di Masjid Al Aqsa Sedang Jalani Itikaf Saat Bentrokan dengan Pasukan Israel
Situasi di Kota Yerusalem masih tegang pascabentrokan oleh pasukan Israel dengan jemaah Muslim Palestina yang berada di Masjid Al Aqsa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Daryono
Pingsan, berdarah, hingga mati lemas
Bakr Owais, seorang mahasiswa berusia 24 tahun di Universitas Birzeit, juga berada di masjid malam itu untuk itikaf Ramadhan.
Ia bersama dengan jamaah lain di sana.
Owais mengaku terkejut ketika pintunya ditutup dengan semua orang terperangkap di dalamnya.
Pasukan keamanan berdiri di atap masjid dan menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu jamaah bahwa mereka harus meninggalkan masjid atau mereka akan diusir secara paksa.
Baca juga: Reaksi Dunia terhadap Serangan Israel di Masjid Al Aqsa, Turki Mengecam hingga Sebut Lampaui Batas
Saat itu, para pemuda yang hadir di masjid memutuskan untuk melawan karena tidak ingin itikaf mereka terganggu demi membersihkan kompleks untuk kunjungan pemukim keesokan paginya.
Pasukan keamanan memutuskan untuk bergerak.
“Mereka memecahkan jendela masjid dan mulai melemparkan granat kejut ke arah kami. Ada anak kecil, pria lanjut usia, dan wanita terjebak di dalam,” kata Owais kepada Al Jazeera.
“Kelompok lain masuk melalui pintu dan mulai menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berlapis karet ke arah orang-orang.
“Mereka menyerang orang-orang, memukuli kepala mereka dengan tongkat… orang pingsan, orang mati lemas, orang berdarah. Kemudian mereka mulai menangkap kami," imbunya.
"Sejumlah besar orang diambil," katanya.
"Mereka terus memaki kami sepanjang waktu, mendorong kami ke dalam bus yang membawa kami ke kantor polisi di Atarot di mana kami disuruh berbaring di lantai dengan tangan diborgol ke belakang," paparnya.
Baca juga: Bela Palestina, Arab Saudi Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan Tangkap Sejumlah Jamaah
“Pasti ada 400, 500 tahanan," lanjutnya.
"Mereka mencatat nama kami, kemudian menempelkan stiker pada kami dengan nama dan nomor kami dan memanggil kami dengan nomor tersebut, seperti kami tidak berharga,” katanya.