24.000 Orang di India Tewas akibat Gelombang Panas Sejak 1992, Durasi Panas Diprediksi Naik di 2060
Terhitung lebih dari 24.000 orang terkena gelombang panas sejak tahun 1992. Durasi panas bahkan diperkirakan akan lebih lama pada tahun 2060 mendatang
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Gelombang panas mematikan yang dipicu oleh perubahan iklim mengancam pembangunan India dan berisiko menaikkan angka kemiskinan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi, ungkap sebuah studi baru di PLOS Climate pada Rabu (19/4/2023) lalu.
Sejak 1992, lebih dari 24.000 orang tewas akibat gelombang panas di India, menurut studi tersebut yang dikutip CNN.com.
Dampaknya diperkirakan akan semakin parah karena gelombang panas semakin sering, intens, dan mematikan akibat krisis iklim.
“India saat ini menghadapi benturan berbagai bahaya iklim kumulatif,” kata para peneliti.
“Proyeksi jangka panjang menunjukkan bahwa gelombang panas India dapat melewati batas kelangsungan hidup manusia sehat yang beristirahat di tempat teduh pada tahun 2050.”
Studi tersebut menunjukkan jutaan lebih banyak orang di India rentan terhadap perubahan iklim daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Baca juga: Wilayah yang Berisiko Terkena Gelombang Panas, dari Afghanistan hingga Negara di Amerika Tengah
Lebih dari 90 persen wilayah di India dapat terkena dampak parah akibat gelombang panas, yang jatuh ke zona "bahaya" panas ekstrem, menurut indeks panas, demikian temuan studi tersebut.
Indeks panas adalah seberapa panas yang dirasakan dengan mempertimbangkan suhu dan kelembapan udara untuk menilai dampak panas terhadap populasi.
Kini, India Meteorological Department (IMD) memperkirakan bagaimana kondisi gelombang panas di India untuk ke depannya.
Mengutip weather.com, IMD menyatakan gelombang panas di dataran ketika suhu lokal diperkirakan melewati 40°C dan secara bersamaan naik 5°C hingga 6°C di atas suhu rata-rata kawasan.
Gelombang panas yang parah dinyatakan ketika ada penyimpangan suhu 6,5°C di atas normal.
Menurut IMD, gelombang panas telah membunuh lebih banyak orang di India daripada bencana alam lainnya, kecuali siklon tropis.
Baca juga: Kapan Suatu Kondisi Dikatakan Gelombang Panas? Berikut Penjelasannya
Studi baru-baru ini menunjukkan sebagian besar wilayah, termasuk di semenanjung India dan pesisir, akan mengalami peningkatan durasi gelombang panas selama 12-18 hari pada tahun 2060.
Berjudul "Heat and Cold Waves in India Processes and Predictability", laporan ini diterbitkan pada 24 April 2023 dan didasarkan pada analisis klimatologi dan kejadian gelombang panas menggunakan data dari tahun 1961 hingga 2020.
“Rata-rata ada dua hingga tiga gelombang panas dalam setahun; durasi total gelombang panas telah meningkat tiga hari selama 30 tahun terakhir."
"Di masa depan, kami memprediksi peningkatan dua gelombang panas per tahun, yang berarti akan ada 12-18 hari gelombang panas pada tahun 2060,” kata M Rajeevan, mantan sekretaris, kementerian ilmu bumi sekaligus salah satu penulis laporan tersebut.
“Yang terpenting, semenanjung India dan wilayah pesisir di mana gelombang panas tidak umum juga akan melihat gelombang panas dalam skenario masa depan,” tambahnya.
Frekuensi gelombang panas yang parah akan tumbuh 30 kali lipat dari iklim saat ini pada akhir abad ke-21, bahkan jika suhu rata-rata dunia naik tidak lebih dari 2°C di atas tingkat pra-industri.
Laporan tersebut juga menunjukkan gelombang panas ekstrem menimbulkan risiko paling signifikan di distrik pertanian padat penduduk di lembah Sungai Gangga dan Indus.
Proses permukaan tanah seperti penipisan kelembaban tanah dan peningkatan fluks panas juga mengambil bagian dalam peningkatan gelombang panas.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)