Mahasiswa Indonesia di Sudan Trauma Dengar Ledakan Rudal
Ahmad mengatakan bertahan hidup dengan makanan secukupnya, dibantu pasokan logistik dari KBRI.
Editor: Erik S
Situasi Mencekam
Lutfiana, mahasiswi semester tujuh International University of Africa menggambarkan situasi di Sudan yang sangat mencekam.
Baca juga: Gelombang Ketiga Evakuasi, 110 WNI dari Sudan Tiba di Bandara King Abdullah Air Base
Wanita asal Semarang Jawa Tengah ini bahkan masih tidak percaya situasi perang bisa terjadi.
"Kami tinggal di asrama yang di mana di situ dekat dengan pusat militer dan penuh suara tembakan setiap harinya, penjarahan juga mulai terjadi setiap hari," tutur Lutfiana.
Dirinya bersyukur KBRI Khartoum segera mengevakuasi karena logistik makanan sudah terbatas.
Lutfiana mengatakan selama bertahan di asrama hanya mengonsumsi nasi dan indomie setiap harinya.
"Alhamdulillah kami merasa diistimewakan fasilitas dari Jeddah di pesawat dari yang sebelumnya sulit dapat makanan enak hingga mendapat makanan kami tercukupi," imbuhnya.
Pemulangan Bertahap
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan 111 orang WNI masih berada di Kota Port Sudan.
Para WNI akan diterbangkan ke Jeddah dengan pesawat TNI AU pada Jumat (28/4/2023).
Baca juga: Kemensos Siapkan Rp 1,1 Miliar Rupiah untuk Kebutuhan WNI dari Sudan di Asrama Haji Pondok Gede
Retno kembali menjelaskan pemulangan evakuasi dari Sudan ke Indonesia akan dilakukan secara bertahap.
Menurut rencana, pemulangan ke Indonesia tahap kedua akan dilakukan 29 April, tiba di Indonesia 30 April.
Dan pemulangan tahap ketiga, sekaligus menutup seluruh proses evakuasi, akan dilakukan 30 April dengan menggunakan pesawat TNI AU.
"Per saat ini, tinggal 111 orang WNI yang masih berada di Kota Port Sudan. Hari ini mereka akan diterbangkan ke Jeddah dengan pesawat TNI AU," kata Retno.