Inggris Kucurkan Dana Lebih Dari Rp 200 Miliar untuk Transisi Energi di Asia Tenggara
Owen Jenkins mengatakan komitmen ini disampaikan Perdana Menteri Rishi Sunak di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inggris lewat British International Investment mengucurkan dana lebih dari Rp 200 miliar untuk mempercepat transisi energi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Inggris lewat kedutaannya di Jakarta menyatakan komitmen ini merupakan langkah besar terhadap dukungan Pemerintah Inggris pada Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia yang diluncurkan tahun lalu pada KTT G20 di Bali.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan komitmen ini disampaikan Perdana Menteri Rishi Sunak di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu.
"Investasi ini juga akan mendukung Indonesia dalam mempercepat transisi energinya untuk meninggalkan batu bara sebagai bagian dari komitmen negara ini terhadap target emisi nol bersih pada 2060," kata Jenkins dalam keterangannya, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Menteri Industri Inggris dan Menhub Indonesia Bertemu Bahas Perkeretaapian Serta Maritim
Menurutnya kemitraan ini tidak hanya akan membantu Indonesia mempercepat transisi energi yang adil, tapi juga meninggalkan bahan bakar fosil dan menuju sumber energi terbarukan.
Jenkins juga menyebut kemitraan ini juga akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan baru yang terampil, pengurangan polusi, dan masa depan yang tangguh dan sejahtera bagi masyarakat Indonesia.
"Inggris tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji-janji tersebut,” katanya.
Disebutkan bahwa investasi pertama BII di kawasan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak modal untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada 2060.
Komitmen ini akan dilaksanakan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF), pendanaan infrastruktur transisi energi yang berfokus pada Asia Tenggara yang dikelola oleh perusahaan yang berlokasi di Swiss, SUSI Partners, dengan rekam jejak yang dapat dibuktikan dalam investasi skala global di seluruh spektrum infrastruktur transisi energi.
Di Indonesia, perusahaan tersebut telah berinvestasi dalam pengembangan proyek listrik tenaga mini-hidro yang memanfaatkan aliran sungai dan proyek tenaga angin melalui usaha patungan antara SAETF dan pengembang regional, Pacific Impact.
Hal ini menegaskan kembali pendekatan baru untuk berinvestasi dalam pendanaan iklim di Indonesia sebagai salah satu prioritas BII di Asia Tenggara.