10 Warga Kongo Tewas di Sudan Akibat Serangan Udara di Universitas Internasional Afrika
Pengeboman itu dilancarkan oleh tentara reguler di daerah yang diduduki oleh penduduk sipil dan tidak bersenjata.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KINSHASA - Pemerintah Republik Demokratik Kongo (DRC) mengumumkan 10 warga negaranya tewas di ibu kota Sudan, Khartoum, pada hari Minggu waktu setempat.
"Para korban terkena serangan udara yang dilakukan di Universitas Internasional Afrika," kata Kementerian Luar Negeri Kongo dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (7/6/2023), Menteri Luar Negeri Kongo Christophe Lutundula mengklaim pengeboman itu dilancarkan oleh 'tentara reguler di daerah yang diduduki oleh penduduk sipil dan tidak bersenjata, termasuk warga negara asing'.
Baca juga: PBB Uji Kelayakan FPU Polri untuk Misi Perdamaian di Mali Afrika
Lutundula mengatakan bahwa ia memanggil Kuasa Usaha Kedutaan Sudan di Kinshasa pada Senin lalu untuk menyampaikan 'pesan kesedihan dan protes pemerintah'.
Pemerintah Kongo saat ini sedang menunggu penjelasan dari pihak berwenang Sudan mengenai insiden tersebut.
Khartoum telah menjadi pusat permusuhan sejak pertengahan April lalu setelah meningkatnya ketegangan antara Jenderal Angkatan Darat Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter.
Menurut angka dari Persatuan Dokter Sudan, warga sipil pun terjebak dalam aksi baku tembak, dengan tercatat lebih dari 800 kematian.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengklaim bahwa lebih dari satu juta orang telah mengungsi di dalam negeri Sudan atau diusir ke negara-negara tetangga sejak pecahnya bentrokan pada 15 April lalu.
Negosiasi gencatan senjata antara faksi-faksi yang bertikai yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi pun gagal pada pekan lalu di tengah laporan baru serangan artileri dan udara di seluruh Sudan.
Kongo mengatakan telah meminta pihak berwenang Sudan membuka koridor kemanusiaan untuk memungkinkannya proses pengevakuasian warga yang terluka dan mereka yang masih terlantar di Khartoum dan kota lainnya di seluruh negeri.