Taliban Larang Musik di Aula Pernikahan, Disebut Bertentang dengan Ajaran Agama
Taliban mengeluarkan perintah yang melarang musik di pesta pernikahan di Afghanistan, pemilik hotel diminta tidak melanggar pedoman Islam.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kehakiman dan Kementerian Ajaran Baik dan Melarang Kejahatan Taliban mengeluarkan perintah yang melarang musik di pesta pernikahan di Afghanistan
Dikutip Daryo, pernyataan itu dikeluarkan Taliban pada Minggu (11/6/2023) kemarin.
Pengumuman itu menerangkan pejabat Kementerian Kehakiman meminta pemilik hotel untuk tidak memainkan musik atau melakukan aktivitas yang bertentangan dengan pedoman Islam, lapor kantor pers Jerman dpa.
Taliban memperingatkan pemilik gedung pernikahan untuk mematuhi perintah ini dan menangani dengan tegas setiap pelanggar.
Ini bukan pertama kalinya Taliban membatasi musik di pesta pernikahan.
Sebelum perintah resmi ini, kementerian serupa juga secara lisan meminta pemilik hotel pernikahan untuk tidak mengizinkan musik dimainkan di pesta pernikahan.
Baca juga: Taliban hancurkan ladang opium dalam perang melawan narkoba
Sejak menguasai Afghanistan, Taliban telah menerapkan undang-undang yang ketat dengan menargetkan warga sipil.
Larangan musik di pesta pernikahan adalah contoh lain dari upaya Taliban yang memaksakan ideologi konservatif mereka pada penduduk.
Akibat larangan ini, beberapa orang terpaksa mengadakan pernikahan mereka di negara tetangga seperti Uzbekistan, Turki, dan Iran.
Di sana mereka dapat dengan bebas menikmati musik dan merayakan pesta pernikahan tanpa batasan.
Namun, ada tuduhan bahwa beberapa orang di Kabul dan Mazar-i-Sharif telah membayar petugas keamanan Taliban untuk mengizinkan musik di pesta pernikahan mereka yang artinya melanggar larangan tersebut.
Sejak pengambilalihan Taliban, perempuan dan anak perempuan di Afghanistan juga menghadapi pembatasan ketat atas hak dan kebebasan mereka.
Mereka dilarang mengakses pendidikan dan pekerjaan, dilarang mengunjungi ruang publik seperti taman dan restoran, dan dilarang bepergian tanpa mahram (wali laki-laki).
Baca juga: Jatuh ke Tangan Taliban, Afganistan Perlu Waspadai Kerja Sama China
Selain itu, Taliban telah mengamanatkan agar pegawai negeri menumbuhkan janggut dan memakai topi sebanyak mungkin, menegakkan interpretasi konservatif mereka terhadap praktik Islam.
Taliban melarang banyak kegiatan yang tampaknya tidak berbahaya di Afghanistan selama pemerintahannya tahun 1996-2001, termasuk menerbangkan layang-layang, menonton sinetron TV, memotong rambut, dan bermain musik, lapor Al Jazeera.
Wanita dan anak perempuan Afghanistan paling banyak menghadapi pembatasan, termasuk larangan bersekolah di sekolah menengah dan universitas serta memiliki berbagai jenis pekerjaan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)