Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah di Singapura Bunuh Anak Kembar yang Autis, Berdalih Ingin Ringankan Beban Istri

Seorang ayah di Bukit Timah, Singapura tega membunuh anak kembarnya yang autis. Aksi keji itu dilakukan karena ingin meringankan beban sang istri.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Ayah di Singapura Bunuh Anak Kembar yang Autis, Berdalih Ingin Ringankan Beban Istri
Straits Times
Seorang ayah di Bukit Timah, Singapura tega membunuh anak kembarnya yang autis. Aksi keji itu dilakukan karena ingin meringankan beban sang istri. 

 Yap kemudian membaringkannya di tanah dengan wajah terendam air kanal.

Baca juga: Aurel Hermansyah Ngaku Ameena Pernah Disebut Anak Haram & Didoakan Autis, Nangis saat Tahu Pelakunya

Xavier Yap Jung Houn percaya bahwa membunuh anak laki-lakinya akan menghilangkan beban istrinya.
Xavier Yap Jung Houn percaya bahwa membunuh anak laki-lakinya akan menghilangkan beban istrinya. (Straits Times)

Ayah itu kemudian mengalihkan perhatiannya ke Aston, yang berdiri diam beberapa meter jauhnya saat saudaranya dicekik.

Yap mencoba mencekik Aston dengan meletakkan lengannya di leher putranya, tetapi dia tidak cukup kuat dan keduanya jatuh ke tanah.

Saat Aston terbaring di tanah menghadap ke atas, Yap mencekiknya dan terus menekan lehernya sampai dia tidak bergerak.

Dia kemudian menenggelamkan wajah bocah itu di air kanal.

Setelah itu, Yap berusaha mengakhiri hidupnya sendiri, namun gagal.

Dia lantas menelepon istrinya, tetapi tidak diangkat.

Berita Rekomendasi

Yap kemudian menelepon polisi, mengklaim bahwa dia telah diserang dan membutuhkan bantuan untuk menemukan putranya.

Sambil menunggu aparat, dia duduk di tanah dan meletakkan kepala korban di pangkuannya.

Dia kemudian mengakui telah mencekik si kembar.

Yap ditangkap sehari setelah pembunuhan itu.

Baca juga: Polisi Tak Lakukan Penahanan Terhadap Terapis yang Aniaya Anak Autis meski Jadi Tersangka

Kesulitan Terima Kondisi Anak

Pada hari Selasa (15/8/2023), Yap menatap kosong ke angkasa saat fakta-fakta kasus tersebut dibacakan di pengadilan.

Kejaksaan mengatakan para korban secara resmi didiagnosis dengan keterlambatan perkembangan global dan gangguan spektrum autisme pada 2017.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas