Moskow: Syarat Jika Ukraina Ingin Masuk NATO, Kiev Harus Jadi Bagian Rusia
Stian Jenssen, mengatakan sebelumnya pada hari Selasa bahwa Ukraina dapat menjadi anggota NATO jika setuju untuk menyerahkan wilayahnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Rusia memberikan syarat yang sangat berat bagi Ukraina jika ingin menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
Syarat tersebut adalah ibu kota Ukraina yaitu Kiev masuk bagian Rusia.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di saluran Telegramnya dikutip TASS pada Rabu (16/8/2023).
Mengapa? Idenya menarik. Satu-satunya pertanyaan adalah bahwa semua wilayah yang diduga 'mereka' sangat diperdebatkan. Untuk memasuki blok (NATO), otoritas Kiev harus menyerahkan bahkan Kiev sendiri, ibu kota Rus Kuno," tulis Dmitry Medvedev.
Hal itu diungkapkan Medvedev mengomentari pernyataan direktur Kantor Pribadi Sekretaris Jenderal NATO, Stian Jenssen, yang menyatakan bahwa Ukraina mungkin menjadi anggota aliansi jika terjadi konsesi teritorial ke Rusia.
"Yah, mereka (otoritas Ukraina - TASS) harus memindahkan ibu kota ke Lvov. Jika, tentu saja, Polandia setuju," kata Medvedev.
Direktur Kantor Pribadi Sekretaris Jenderal NATO, Stian Jenssen, mengatakan sebelumnya pada hari Selasa bahwa Ukraina dapat menjadi anggota NATO jika setuju untuk menyerahkan wilayah yang saat ini ditolak untuk diakui sebagai bagian dari Rusia.
Baca juga: 28 Rudal Rusia Serang Ukraina, 3 Orang Tewas dan Puluhan Terluka di Volyn dan Lviv
Diminta Negosiasi
Profesor Ilmu Politik di University of Rhode Island, Amerika Serikat (AS), Nicolai Petro, mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy harus memulai kembali negosiasi dengan Rusia.
Ia pun menegaskan NATO harus menangani masalah keamanan Rusia ini secara serius.
Perlu diketahui, Ukraina memutuskan pembicaraan damai dengan Rusia pada April 2022 atas desakan kekuatan negara Barat.
"Ukraina harus memulai kembali pembicaraan damai dengan Rusia, alih-alih meminta lebih banyak senjata kepada negara-negara NATO," kata Petro.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (2/4/2023), dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AS pada minggu ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras bahwa kota Artemovsk di Donbass, yang dikenal sebagai Bakhmut oleh rezim Ukraina akan menyebabkan keruntuhan moral di dalam negeri.
Petro menekankan bahwa komedian yang berubah menjadi politisi itu harus memperhatikan pendapat umum dan mencari jalan menuju perdamaian.