Sosok Lucy Letby, Dicap Pembunuh Berantai Anak Paling Keji Saat Ini, Dikenal Murah Senyum
Perempuan muda yang murah senyum ini mengundang kecaman di berbagai platform media sosial.
Editor: Hasanudin Aco
Juri yang terdiri dari tujuh perempuan dan empat laki-laki berunding selama lebih dari 110 jam setelah mendengarkan bukti-bukti mengerikan di persidangan.
Tapi apa yang kita tahu sejauh ini tentang perempuan yang membunuh dan mencoba membunuh bayi-bayi yang dipercayakan kepadanya?
Siapa Lucy Letby?
Dikutip dari BBC, Letby lahir pada 4 Januari 1990 dan dibesarkan di Hereford bersama ibu dan ayahnya, John dan Susan, yang sejak Oktober telah menyaksikan jalannya persidangan putri mereka dari bangku penonton.
Dia bersekolah di kota itu, memilih mata pelajaran yang dia yakini akan membantunya mencapai tujuan dan cita-citanya.
"Saya selalu ingin bekerja dengan anak-anak," katanya kepada juri. Dia menambahkan bahwa dia telah memilih A-level (pendidikan kualifikasi) "yang paling mendukung karier itu".
Letby, yang menjadi orang pertama di keluarganya yang belajar di universitas, kuliah jurusan keperawatan selama tiga tahun di University of Chester.
Selama studinya, dia menyelesaikan banyak penempatan kerja. Mayoritasnya berbasis di Rumah Sakit Countess of Chester, di bangsal anak atau unit neonatal.
Dia mendapatkan kualifikasi sebagai perawat Band 5 (perawat utama) pada September 2011dan kemudian mulai bekerja penuh waktu di rumah sakit dari Januari 2012 sebelum mendapat kualifikasi untuk bekerja dengan bayi dalam perawatan intensif pada musim semi 2015.
Letby mengatakan kepada pengadilan bahwa pekerjaannya sejak saat itu "sebagian besar" dihabiskan untuk merawat bayi-bayi yang paling sakit di unit tersebut.
Dia juga mengungkapkan bagaimana dia membimbing lima atau enam perawat siswa dan memperkirakan bahwa dia telah merawat ratusan bayi yang baru lahir selama 2015 dan 2016.'
Pada bulan September 2016, Letby secara resmi diberitahu dalam sebuah surat dari serikat perawat Inggris, Royal College of Nursing bahwa dia sedang diselidiki atas kematian sejumlah bayi.
Awal tahun itu, dia telah dikeluarkan dari tugas klinis oleh manajemen rumah sakit dan dipindahkan ke peran administrasi di kantor risiko dan keselamatan pasien.
Pada saat itu, dia percaya langkah ini bermaksud memeriksa bahwa staf kompeten untuk melakukan pekerjaan mereka dan berharap dapat kembali ke pekerjaan yang dia cintai.