Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Lucy Letby, Dicap Pembunuh Berantai Anak Paling Keji Saat Ini, Dikenal Murah Senyum

Perempuan muda yang murah senyum ini mengundang kecaman di berbagai platform media sosial.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sosok Lucy Letby, Dicap Pembunuh Berantai Anak Paling Keji Saat Ini, Dikenal Murah Senyum
Via BBC
Letby menghabiskan 14 hari di bilik saksi memberikan bukti-bukti selama persidangan. 

"Dia memutarbalikkan ilmunya dan memanfaatkan keahliannya untuk menyebabkan bahaya, kesedihan, dan kematian."

Saat ini para detektif terus meninjau perawatan sekitar 4.000 bayi yang dirawat di rumah sakit saat Letby bekerja sebagai perawat neonatal.

Periode ini mencakup masa kerjanya di Rumah Sakit Countess of Chester dari Januari 2012 hingga akhir Juni 2016, dan termasuk dua penempatan kerja di Rumah Sakit Perempuan Liverpool pada tahun 2012 dan 2015.

Kepolisian Cheshire menekankan bahwa hanya kasus-kasus yang disoroti sebagai masalah medis yang akan diselidiki lebih lanjut.

Mereka menambahkan bahwa pemeriksaan di Rumah Sakit Wanita Liverpool tidak menemukan adanya kematian.

Rumah sakit dituduh abaikan peringatan
Konsultan utama di unit neonatal tempat Letby bekerja mengatakan kepada BBC bahwa bos rumah sakit gagal menyelidiki tuduhan terhadap perawat dan berusaha membungkam dokter.

Dr Stephen Brearey pertama kali menyuarakan keprihatinan tentang Letby pada Oktober 2015 tetapi dia berkata tidak ada tindakan yang diambil dan setelah itu Letby menyerang lima bayi lagi, menewaskan dua bayi.

Berita Rekomendasi

BBC Panorama dan BBC News telah menyelidiki bagaimana Letby bisa membunuh dan menyakiti begitu banyak bayi begitu lama.

Dr Ravi Jayaram, seorang konsultan dokter anak di rumah sakit, menulis di media sosial bahwa kebenaran dari apa yang terjadi akan "mengejutkan Anda sampai ke intinya".

"Ada orang jahat di semua lapisan masyarakat dan banyak dari mereka sangat pandai bersembunyi di depan mata," katanya.

"Ada juga orang-orang dalam posisi tanggung jawab dan digaji tinggi dalam perawatan kesehatan yang tugasnya adalah memastikan keselamatan pasien."

Dia berkata merasa lega bahwa "sistem peradilan pidana yang kerap dicela" telah "bekerja dengan baik" kali ini.

Namun dia mengatakan ada "hal-hal yang perlu diungkap tentang mengapa butuh beberapa bulan sejak laporan ke petinggi rumah sakit sampai ada tindakan yang diambil untuk melindungi bayi".

Dia menambahkan: "Dan mengapa sejak saat itu butuh waktu hampir satu tahun bagi para manajer senior bergaji tinggi untuk mengizinkan polisi terlibat."

Pemerintah telah memerintahkan penyelidikan independen terhadap keadaan di balik pembunuhan Letby setelah hukumannya.

Departemen Kesehatan mengatakan pengusutan akan menelusuri keadaan yang lebih luas seputar apa yang terjadi di rumah sakit, termasuk penanganan masalah serta tata kelola, dan juga akan melihat tindakan apa yang diambil oleh regulator dan NHS yang lebih luas.

Tony Chambers, mantan kepala eksekutif rumah sakit, mengatakan dia "sungguh menyesal" atas apa yang telah dialami keluarga dan dia akan "bekerja sama sepenuhnya dan terbuka" dengan penyelidikan pasca-persidangan.

"Sebagai kepala eksekutif, fokus saya adalah pada keselamatan unit bayi dan kesejahteraan pasien dan staf," kata Chambers, yang menjabat enam tahun di jabatannya sebelum dia mengundurkan diri pada September 2018.

"Saya terbuka dan inklusif saat menanggapi informasi dan bimbingan.

"Persidangan, dan penyelidikan polisi yang panjang, telah menunjukkan sifat kompleks dari masalah yang diangkat.

"Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dan tempat terbaik untuk mencapai ini adalah melalui penyelidikan independen."

Operasi Hummingbird diluncurkan pada 2017 oleh Polisi Cheshire dan Letby pertama kali ditangkap di rumahnya di Chester pada Juli 2018.

Detektif mengumpulkan bukti sebanyak 32.000 halaman, memilah-milah berrim-rim catatan medis, dan mewawancarai 2.000 orang, dengan 250 diidentifikasi sebagai saksi potensial.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas