Poin-Poin Hasil Pembicaraan Putin dan Erdogan: Nasib Kesepakatan Biji-bijian Tetap Tak Pasti
Berikut poin-poin hasil pembicaraan Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan, dirangkum dari sejumlah sumber:
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Poin-Poin Hasil Pembicaraan Vladimir Putin dan Erdogan: Nasib Kesepakatan Biji-bijian Tetap Tak Pasti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di kota resor Sochi, Rusia dalam pembicaraan bilateral, Senin (4/9/2023).
Diskusi mencakup pertemuan tertutup antara delegasi Rusia dan Turki, serta negosiasi langsung antara pemimpin kedua negara.
Pembicaraan tersebut berkisar pada berbagai masalah internasional dan bilateral, dan presiden Rusia menyatakan bahwa pertemuan tersebut “cukup produktif.”
Berikut poin-poin hasil pembicaraan Putin dan Erdogan, dirangkum dari sejumlah sumber:
Baca juga: Saat Kanselir Jerman dan Presiden Prancis Ghibah Soal Putin, Kaget Presiden Rusia Cuek Sanksi Barat
Nasib Kesepakatan Gandum di Laut Hitam Masih Belum Pasti
Sebagian dari diskusi berfokus pada pemberlakuan kembali kesapakatan gandum dan biji-bijian di Laut Hitam yang sebelumnya terjadi berkat fasilitasi PBB dan Turki.
Kesepakatan itu bubar seiring penarikan diri Rusia dari konsensus itu.
Jika tadinya Moskow mengizinkan pengiriman ekspor biji-bijian dan gandum dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina, kini Rusia memblokade hal tersebut.
Alasannya, kepentingan Rusia tidak diakomodir. Rusia diketahui dikenai sanksi pembatasan ekspor produk pertanian sejak berkonflik dengan Ukraina.
“Posisi prinsip” Rusia mengenai masalah ini tetap tidak berubah, kata Putin dalam konferensi pers bersama dengan Erdogan.
"Moskow siap untuk “segera” melanjutkan perjanjian setelah “semua perjanjian yang ditetapkan dalam perjanjian mengenai pencabutan pembatasan ekspor produk pertanian Rusia dilaksanakan sepenuhnya,” tambahnya.
Erdogan menyatakan harapannya bahwa kesepakatan itu akan dihidupkan kembali dengan cara apa pun.
Ia mengungkapkan bahwa “paket konsultasi dengan PBB” sedang dikerjakan.
“Usulan alternatif yang diagendakan tidak memenuhi harapan dari segi keamanan dan aspek lainnya. Teman-teman Rusia kami telah memperjelas harapan mereka dalam hal ini, dan kami menekankan harapan ini pada platform yang berbeda,” kata pemimpin Türki tersebut.