Kolonel Jenderal Baru Putin: Ukraina Hanya Batu Loncatan Rusia untuk Invasi Eropa
Kolonel Jenderal baru Vladimir Putin, Andrey Mordvichev, mengatakan perang Ukraina hanya batu loncatan bagi Rusia untuk menginvasi Eropa.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Andrey Mordvichev, Kolonel Jenderal Rusia yang baru dipromosikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini, memandang invasi ke Ukraina hanya sebagai “batu loncatan” untuk perang lebih lanjut dengan Eropa.
Vladimir Putin mengangkat Letnan Jenderal Andrey Mordvichev menjadi Kolonel Jenderal, yang sebelumnya menjabat sebagai komandan Distrik Militer Pusat Rusia dan Kelompok Pasukan Pusat di Ukraina.
Kolonel Jenderal Andrey Mordvichev yakin perang Rusia di Ukraina akan berlangsung cukup lama dan meluas di masa depan.
“Saya pikir masih banyak waktu untuk dihabiskan. Tidak ada gunanya membicarakan jangka waktu tertentu. Kalau kita bicara Eropa Timur yang harus kita lakukan tentu lebih panjang,” kata Kolonel Jenderal Andrey Mordvichev dalam wawancara dengan Russia-1, yang diterbitkan pada Sabtu (9/9/2023).
“Ukraina hanyalah batu loncatan?” tanya pewawancara kemudian, seperti dikutip Newsweek.
"Ya, tentu saja. Ini baru permulaan,” jawab Kolonel Jenderal Andrey Mordvichev.
Baca juga: Ukraina Kibarkan Bendera Raksasa di Donetsk saat Rusia Gelar Pemilu di 4 Wilayah Jajahan
Menurutnya, perang akan berlangsung lama.
"Perang tidak akan berhenti sampai di sini," katanya.
Putin kemungkinan besar mempromosikannya untuk menghargai kesetiaan dan kepatuhan kepada komando senior militer Rusia, menurut laporan dari Institute for the Study of War.
“Mordvichev mungkin lebih disukai Putin dibandingkan komandan distrik militer lainnya," menurut laporan itu.
Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Invasi ini memicu kekhawatiran dari banyak analis yang mengatakan Rusia mungkin memiliki ambisi lebih besar selain mengambil kendali atas Ukraina.
Para komentator dan anggota Parlemen Rusia sering kali mengobarkan kekhawatiran itu dengan retorika NATO sepanjang perang.
NATO selama ini secara rutin menyerukan kekhawatiran serangan langsung terhadap sasaran-sasaran di Eropa dan bahkan Amerika Serikat, seperti diberitakan Ruetir.