Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komandan Pasukan Khusus Ukraina: Kami Tewas Kalau Perang Lawan Rusia Pakai Cara yang Diajarkan Barat

Para prajurit Ukraina meyakini para instruktur perang Barat yang mengajari mereka, tidak pernah berperang dalam situasi seperti invasi Rusia

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Komandan Pasukan Khusus Ukraina: Kami Tewas Kalau Perang Lawan Rusia Pakai Cara yang Diajarkan Barat
Jonathan Nackstrand / AFP via Getty Images
Tentara Ukraina menerima pelatihan dari instruktur tempur asal Norwegia sebagai bagian dari program NATO pada Agustus 2023 di Trondheim, Norwegia. 

Komandan Pasukan Khusus Ukraina: Kami Tewas Kalau Perang Lawan Rusia Pakai Cara yang Diajarkan Barat

TRIBUNNEWS.COM - Seorang komandan tempur tentara Ukraina yang dilatih oleh tentara Amerika Serikat, Inggris, dan Polandia mengaku dia dan pasukannya bakal terbunuh jika memerangi tentara Rusia menggunakan cara yang diajarkan Barat.

Diketahui, sejumlah negara Barat menawarkan pelatihan kepada ribuan tentara Ukraina dengan harapan agar menguatkan pasukan Kiev untuk berperang melawan pasukan Rusia.

Namun, sejumlah tentara Ukraina, termasuk komandan pasukan khusus ini, mengatakan kalau prinsip-prinsip tempur yang mereka pelajari dari negara-negara NATO seringkali tidak berjalan dengan baik di medan perang.

Baca juga: Aksi Heroik T-80 Alyosha, Pabrik Tank Rusia Bakal Kembali Produksi ‘Flying Tank’ yang Legendaris

“Jika saya hanya melakukan apa yang diajarkan [militer barat] kepada saya, saya akan mati,” kata seorang komandan pasukan khusus di resimen ke-78 Ukraina kepada Financial Times.

Media tersebut tidak memberikan nama lengkapnya, hanya menyebutnya sebagai Suleman.

Selama dilatih oleh tentara Barat, Suleman mengatakan bahwa dia ditawari "nasihat yang baik" namun juga "nasihat yang buruk.

BERITA REKOMENDASI

"... seperti cara mereka membersihkan parit. Saya mengatakan kepada mereka: 'Teman-teman, ini akan membuat kita terbunuh,'" kata dia menirukan ucapannya ke rekan satuannya.

Sulaeman bukan satu-satunya tentara Ukraina yang menentang teori dan prinsip bertempur ajaran Barat.

Seorang sersan intelijen senior di Brigade Mekanis ke-41, yang dikenal dengan nama panggilan “Dutchman,” membuat pengakuan kalau para tentara Barat sama sekali tidak paham situasi dan keadaan yang dihadapi tentara Ukraina di garis depan melawan para prajurit Moskow.

“Saya tidak ingin mengatakan apa pun yang menentang (ajaran) mitra kami, tetapi mereka tidak begitu memahami situasi dan cara kami bertempur," kata Dutchman dilansir openDemocracy

Seorang tentara Ukraina menggali parit di garis depan dekat kota Kreminna, wilayah Lugansk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang tentara Ukraina menggali parit di garis depan dekat kota Kreminna, wilayah Lugansk, pada 17 Juni 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Anatolii STEPANOV / AFP)

Butuh Instruktur yang Paham Medan dan Situasi

Menariknya, para prajurit Ukraina meyakini kalau para instruktur perang dari Barat yang mengajari mereka, tidak pernah berperang dalam situasi seperti invasi Rusia ke Ukraina.

Perang Rusia vs Ukraina memang menjadi bentrokan pertama antara dua militer bersenjata lengkap selama beberapa dekade terakhir.

Sebagian besar pasukan Barat mempunyai pengalaman konflik yang sangat berbeda, seperti yang terjadi di Irak dan Afghanistan di mana pihak mereka mempunyai keunggulan besar dalam sumber daya dan teknologi yang jauh lebih unggul.

“Kami membutuhkan orang-orang untuk memahami cara membersihkan parit secara efektif, memasukinya, cara melempar granat secara efektif, cara agar tidak tersandung jebakan, untuk memahami granat apa yang dilempar (Rusia) – pada dasarnya (kami butuh pelatih yang paham) untuk memahami (cara) musuh (bertempur),” kata Dutchman kepada openDemocracy.

 The New York Times melaporka, dalam beberapa kasus, sejumlah tentara Ukraina memutuskan untuk menghentikan pelatihan mereka sepenuhnya karena terbukti tidak efektif selama counter offensive yang sudah dimulai sejak awal Juni silam.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di Inggris awal bulan ini berpendapat bahwa negara-negara Barat harus berhenti melatih warga Ukraina untuk menjadi perwira seperti NATO.

(oln/FT/BI)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas