Pengadilan Kriminal Internasional Buka Kantor di Ukraina, Serius Mau Tangkap Putin di Rusia?
Dibukanya kantor ICC di Ukraina itu disebutkan sebagai bagian dari upaya untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Rusia atas dugaan kejahatan perang
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Selain Vladimir Putin, ICC juga merilis surat penangkapan Komisaris Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova.
Sebagai informasi, ada banyak negara yang bukan anggota ICC, termasuk China, India, Rusia, dan Amerika Serikat.
Halangan Lainnya, Rusia Tak Akui ICC
Rusia tidak mengakui yuridiksi ICC dan bukan anggota ICC.
Pihak Rusia menilai, mereka tidak mengekstradisi warganya dalam hal apapun.
Seperti yang dibicarakan oleh Dmitry Peskov, Rusia tidak mengakui yuridiksi itu, sehingga keputusan dibatalkan.
Rusia sebenarnya menandatangani Statuta Roma pendiri pengadilan, tetapi tidak meratifikasinya untuk menjadi anggota.
Namun, Rusia menarik tanda tangannya atas perintah Putin pada 2016, setelah ICC meluncurkan penyelidikan atas perang tahun 2008 di Georgia.
Kasus Serupa
Jauh sebelum merilis surat penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin, ICC pernah menerbitkan surat serupa pada Presiden Sudan di masa lalu.
Sudan juga bukan anggota ICC, namun ICC mengajukan surat penangkapan pada presiden terdahulu.
Mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir, juga menjadi target penangkapan ICC untuk diadili.
Namun, ia masih bisa mengunjungi sejumlah negara anggota ICC termasuk Afrika Selatan dan Yordania meskipun tunduk pada surat perintah ICC.
Omar al-Bashir digulingkan pada 2019, namun Sudan belum menyerahkannya hingga saat ini.
Kasus pada Omar al-Bashir ini menggambarkan negara-negara anggota ICC tidak selalu melakukannya, terutama jika melibatkan kepala negara seperti Putin.
Baca juga: Polandia akan Kirim 4 Jet Tempur MiG-29 ke Ukraina, AS Tak Ingin Ikuti Langkahnya
Surat Perintah ICC Sulit Dilakukan
Seorang profesor di Columbia Law School, Matthew Waxman, berkomentar soal surat perintah penangkapan Vladimir Putin.