Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengadilan Kriminal Internasional Buka Kantor di Ukraina, Serius Mau Tangkap Putin di Rusia?

Dibukanya kantor ICC di Ukraina itu disebutkan sebagai bagian dari upaya untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Rusia atas dugaan kejahatan perang

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pengadilan Kriminal Internasional Buka Kantor di Ukraina, Serius Mau Tangkap Putin di Rusia?
HandOut/Istimewa
Kantor pusat Pengadilan Kriminal Internasional, international criminal court (ICC) di Den Haag, Belanda. Belakangan, ICC membuka kantor lapangan di Ukraina guna mengusut dugaan kejahatan perang yang dilakukan militer Rusia saat menginvasi Ukraina. 

Selain Vladimir Putin, ICC juga merilis surat penangkapan Komisaris Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova.

Sebagai informasi, ada banyak negara yang bukan anggota ICC, termasuk China, India, Rusia, dan Amerika Serikat.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Rusia, Moskow, pada hari ini, Selasa (21/2/2023).
Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyampaikan pidato kenegaraan di ibu kota Rusia, Moskow, pada hari ini, Selasa (21/2/2023). (Twitter media afiliasi Pemerintah Rusia/RT_com)

Halangan Lainnya, Rusia Tak Akui ICC

Rusia tidak mengakui yuridiksi ICC dan bukan anggota ICC.

Pihak Rusia menilai, mereka tidak mengekstradisi warganya dalam hal apapun.

Seperti yang dibicarakan oleh Dmitry Peskov, Rusia tidak mengakui yuridiksi itu, sehingga keputusan dibatalkan.

Rusia sebenarnya menandatangani Statuta Roma pendiri pengadilan, tetapi tidak meratifikasinya untuk menjadi anggota.

Namun, Rusia menarik tanda tangannya atas perintah Putin pada 2016, setelah ICC meluncurkan penyelidikan atas perang tahun 2008 di Georgia.

Mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir
Mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir, yang pernah menjadi incaran ICC terkait perang saudara di Sudan. Namun, hingga saat ini ia tidak pernah ditangkap. (Andrew Stroehlein/Human Rights Watch)

Kasus Serupa

Berita Rekomendasi

Jauh sebelum merilis surat penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin, ICC pernah menerbitkan surat serupa pada Presiden Sudan di masa lalu.

Sudan juga bukan anggota ICC, namun ICC mengajukan surat penangkapan pada presiden terdahulu.

Mantan Presiden Sudan, Omar al-Bashir, juga menjadi target penangkapan ICC untuk diadili.

Namun, ia masih bisa mengunjungi sejumlah negara anggota ICC termasuk Afrika Selatan dan Yordania meskipun tunduk pada surat perintah ICC.

Omar al-Bashir digulingkan pada 2019, namun Sudan belum menyerahkannya hingga saat ini.

Kasus pada Omar al-Bashir ini menggambarkan negara-negara anggota ICC tidak selalu melakukannya, terutama jika melibatkan kepala negara seperti Putin.

Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan dengan kereta api aeroexpress di resor Sochi, Laut Hitam Rusia, pada 28 Oktober 2013.
Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan dengan kereta api aeroexpress di resor Sochi, Laut Hitam Rusia, pada 28 Oktober 2013. (MIKHAIL KLIMENTYEV / RIA-NOVOSTI / AFP)

Baca juga: Polandia akan Kirim 4 Jet Tempur MiG-29 ke Ukraina, AS Tak Ingin Ikuti Langkahnya

Surat Perintah ICC Sulit Dilakukan

Seorang profesor di Columbia Law School, Matthew Waxman, berkomentar soal surat perintah penangkapan Vladimir Putin.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas