Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Balasan Ukraina ke Rusia Mentok di Musim Dingin, Sekjen NATO: Siap-siap Perang Panjang

NATO, memberi aba-aba kalau negara-negara Barat harus bersiap menghadapi perang panjang di Ukraina melawan Rusia

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Serangan Balasan Ukraina ke Rusia Mentok di Musim Dingin, Sekjen NATO: Siap-siap Perang Panjang
© AP Photo / Roman Koksarov
Tank-tank tempur dan kendaraan militer negara NATO dari Polandia, Kanada, Amerika Serikat, dan Italia saat latihan perang NATO bernama Namejs 2021 di Kadaga, Latvia, Senin (13/9/2021) lalu. 

Serangan Balasan Ukraina ke Rusia Mentok di Musim Dingin, Sekjen NATO: Bersiaplah untuk Perang Jangka Panjang

TRIBUNNEWS.COM - Aliansi pertahanan Atlantik Utara, NATO, memberi aba-aba kalau negara-negara Barat harus bersiap menghadapi perang panjang di Ukraina.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dalam wawancara dengan grup media Jerman, Funke, Minggu (17/9/2023).

Meski mengaku menginginkan perdamaian secara cepat di Ukraina, Stoltenberg bersikeras kalau dia tetap mendukung tujuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky untuk meraih kemenangan militer atas Rusia.

“Sebagian besar perang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan saat pertama kali dimulai,” kata Stoltenberg

“Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri untuk perang jangka panjang di Ukraina,” katanya.

Baca juga: Intelijen Inggris: Rusia Siap Bikin Ukraina Gelap Gulita dan Membeku di Musim Dingin

Menurut laporan media selama dua bulan terakhir, para pejabat Barat dan perencana militer telah mengakui kalau serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia kemungkinan besar tidak akan berhasil.

Berita Rekomendasi

Mentoknya counter offensif Ukraina yang dimulai sejak 'summer, awal Juni  itu membuat situasi penguasaan wilayah pada sebagian besar garis depan pertemppuran tidak berubah ketika 'winter', musim dingin tiba.

Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, Ukraina telah kehilangan lebih dari 71.000 tentara sejak serangan balasan dimulai pada bulan Juni.

Meski tingkat kehilangan jumlah pasukan sangat besar – beberapa unit pasukan dilaporkan bahkan kehilangan 90 persen tentara mereka, menurut sumber Ukraina, Stoltenberg bersikeras kalau NATO akan terus mengedepankan solusi militer, bukan solusi diplomatik.

"Kami semua mengharapkan perdamaian secepatnya,” kata Stoltenberg.

“Tetapi pada saat yang sama kita harus menyadari: jika Presiden Zelensky dan Ukraina berhenti berperang, negara mereka tidak akan ada lagi. Kalau Presiden Putin dan Rusia meletakkan senjata mereka, (baru) kita akan mencapai perdamaian,” kata dia.

KOLASE - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
KOLASE - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (tangkaplayar skynews)

Ada AS di Tengah Akar Konflik Rusia dan Ukraina

Setelah meninggalkan perjanjian damai yang ditengahi Turki pada April lalu, Zelensky mengeluarkan dekrit yang melarang semua negosiasi dengan Rusia.

Selain itu, ia telah berulang kali bersumpah untuk merebut kembali wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporozhye, serta Krimea.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas