Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir Libya, Rumah Wali Kota Derna Dibakar Pengunjuk Rasa

Rumah wali kota di kota Derna, Libya, telah terbakar habis, ketika ratusan pengunjuk rasa menuntut jawaban atas bencana banjir yang terjadi pekan lalu

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Banjir Libya, Rumah Wali Kota Derna Dibakar Pengunjuk Rasa
AFP/-
Masyarakat melihat kerusakan yang disebabkan oleh banjir besar di Derna, Libya timur, pada 11 September 2023. Banjir bandang di Libya timur menewaskan lebih dari 2.300 orang di kota pesisir Mediterania Derna saja, kata layanan darurat pemerintah yang berbasis di Tripoli. pada tanggal 12 September. (Photo by AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Rumah wali kota di kota Derna, Libya telah terbakar habis oleh pengunjuk rasa.

"Rumah Wali Kota Derna, Abdulmenam al-Ghaithi, telah menjadi pusat kemarahan masyarakat," lapor BBC.

Ratusan orang menuntut jawaban atas bencana banjir yang terjadi pekan lalu.

Demonstran berkumpul pada Senin (18/9/2023) malam di Masjid Sahaba.

Mereka menuntut agar pejabat tinggi di pemerintahan timur Libya diberhentikan.

Kini, seluruh dewan kota Derna pun telah dibubarkan.

Baca juga: Mesir Siapkan Kapal Induk untuk Bantu Korban Banjir di Libya

Unjuk rasa ini adalah yang terbesar sejak banjir melanda, dan ada dugaan bahwa aksi ini mendapat dukungan institusional.

Berita Rekomendasi

“Lokasi protes, Masjid Sahaba, biasanya ditutup sebagai bagian dari area pengungsian," Claudia Gazzini dari International Crisis Group di Libya mengatakan kepada BBC Newsday.

"Tiba-tiba semua masyarakat ke sana," imbuhnya.

Koresponden BBC menyebut, bisa saja aksi protes ini bukan ledakan kemarahan yang spontan.

Warga mengaku pejabat tidak menyampaikan peringatan terkait bencana ini dan mengklaim mereka pasti sudah mengetahui akan terjadi curah hujan dalam jumlah besar.

Bahkan warga diperingatkan untuk tinggal di rumah, tetapi tidak disuruh mengungsi.

Para pejabat menyangkal hal ini.

Baca juga: PBB Peringatkan Wabah Penyakit Menjadi Krisis Lanjutan setelah Banjir di Libya

Pengambilan gambar dari rekaman AFPTV yang diambil pada 13 September 2023, menunjukkan pemandangan udara dari kerusakan yang disebabkan oleh banjir setelah badai Mediterania
Pengambilan gambar dari rekaman AFPTV yang diambil pada 13 September 2023, menunjukkan pemandangan udara dari kerusakan yang disebabkan oleh banjir setelah badai Mediterania "Daniel" menghantam kota Derna di timur Libya. Upaya bantuan global untuk Libya meningkat pada 14 September setelah banjir bandang sebesar tsunami menewaskan sedikitnya 4.000 orang, dan ribuan lainnya hilang, jumlah korban tewas yang menurut PBB sebagian disebabkan oleh warisan perang dan kekacauan selama bertahun-tahun. AFP TV / AFP (AFP TV / AFP)

Dua Pemerintahan di Libya

Sejak tergulingnya pemimpin lama Muammar Gaddafi, Libya terpecah oleh perebutan kekuasaan.

Saat ini Libya memiliki dua pemerintahan.

Satu pemerintahan yang diakui PBB yang berbasis di Tripoli.

Satunya lagi berada di timur negara itu yang didukung oleh panglima perang Jenderal Khalifa Haftar.

Jurnalis Diusir dari Libya

Satu hari pascaprotes, seorang menteri di pemerintahan Libya timur mengumumkan bahwa semua jurnalis telah diminta meninggalkan Derna, Selasa (19/9/2023).

Pejabat Libya menuduh para wartawan menghambat pekerjaan tim penyelamat.

Baca juga: PBB Revisi Jumlah Kematian Korban Banjir Libya, dari 11.300 jadi 3.958 Jiwa

Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan runtuhnya bendungan di Derna, Libya, pada 2 September 2023. Kehancuran terjadi di Derna dan bagian lain Libya timur pada Minggu malam, 10 September 2023. Saat badai menerjang pantai , Warga Derna mengaku mendengar ledakan keras dan menyadari bendungan di luar kota telah runtuh. Banjir bandang melanda Wadi Derna, sungai yang mengalir dari pegunungan melalui kota dan menuju laut. (Planet Labs PBC via AP)
Foto satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan runtuhnya bendungan di Derna, Libya, pada 2 September 2023. Kehancuran terjadi di Derna dan bagian lain Libya timur pada Minggu malam, 10 September 2023. Saat badai menerjang pantai , Warga Derna mengaku mendengar ledakan keras dan menyadari bendungan di luar kota telah runtuh. Banjir bandang melanda Wadi Derna, sungai yang mengalir dari pegunungan melalui kota dan menuju laut. (Planet Labs PBC via AP) (AP/)

PBB Revisi Jumlah Kematian Korban Banjir Libya,

Belum lama ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merivisi jumlah korban tewas akibat banjir di Libya.

Data ini dibagikan oleh Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Minggu (17/9/2023) pagi.

CNN melaporkan, OCHA mengutip Bulan Sabit Merah Libya yang mengumumkan jumlah korban tewas akibat banjir di Libya mencapai 11.300 jiwa per Sabtu (16/9/2023).

Kini, PBB menyatakan bahwa sedikitnya 3.958 orang tewas di seluruh Libya akibat banjir.

Laporan terupdate juga menyebutkan perkiraan orang hilang akibat banjir di Libya.

Data yang direvisi menyatakan lebih dari 9.000 orang masih hilang.

Laporan sebelumnya menyebut 10.100 orang hilang.

“Kami menggunakan angka yang baru diverifikasi oleh WHO,” kata Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq kepada CNN pada hari Minggu.

Sementara itu, Bulan Sabit Merah Libya mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak pernah merilis angka kematian yang tinggi dan membagikannya kepada PBB.

Baca juga: Libya Buka Investigasi soal Bendungan Runtuh yang Akibatkan Banjir dan Ribuan Orang Tewas

Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania
Gambar selebaran yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania " Daniel". Setidaknya 150 orang tewas ketika banjir besar melanda Libya timur, kata para pejabat pada 11 September, setelah hujan lebat badai melanda Turki, Bulgaria, dan Yunani. (Photo by The Press Office of Libyan Prime Minister / AFP) (AFP/-)

Mengapa PBB Salah Melaporkan Jumlah Korban Jiwa?

Kesalahan ini memicu pertanyaan mengapa PBB bisa salah melaporkan jumlah korban jiwa akibat banjir di Libya.

Ketika ditanya bagaimana atau mengapa PBB bisa salah menyebutkan jumlah korban tewas, Haq berkata, “dalam banyak tragedi yang berbeda, kami akhirnya merevisi angka tersebut. Jadi itulah yang terjadi di sini.”

“Prosedur standarnya adalah kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan jumlah kami diperiksa ulang," jelas Haq, dikutip dari News 18.

"Kapanpun kami melakukan revisi, itu karena kami sedang di cross check,” imbuhnya.

"(Jumlah korban) bisa bertambah atau berkurang," katanya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas