Korea Utara Masukkan Senjata Nuklir di UU, Kim Jong Un Ingin Lawan Ancaman AS
Korea Utara memasukkan senjata nuklir dan status negara nuklir di dalam Undang-undang. Kim Jong Un ingin melawan ancaman AS yang dekati negara Asia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menetapkan status negaranya sebagai negara nuklir dan memasukkan senjata nuklir dalam konstitusinya.
Kim Jong Un sebelumnya mendeklarasikan Korea Utara sebagai negara pemilik senjata nuklir yang “tidak dapat diubah” pada akhir tahun 2022.
Status tersebut dimasukkan dalam konstitusi pada minggu ini.
“Kebijakan pembangunan kekuatan nuklir Korea Utara telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun," kata Kim Jong Un pada pertemuan Majelis Rakyat Negara, dikutip dari kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, Kamis (28/9/2023).
Parlemen yang menyetujui pertemuan tersebut dan bertemu pada Selasa (26/9/2023) dan Rabu (27/9/2023).
Kim Jong Un juga mengatakan Korea Utara membutuhkan senjata nuklir untuk melawan ancaman Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Kim Jong Un Bawa Korea Utara Makin Dekat dengan China
"Amerika Serikat telah memaksimalkan ancaman perang nuklirnya terhadap Republik kita dengan melanjutkan latihan gabungan perang nuklir skala besar yang jelas bersifat agresif dan menempatkan penempatan aset nuklir strategisnya di dekat semenanjung Korea secara permanen,” kata Kim Jong Un.
Kim Jong Un menggambarkan peningkatan kerja sama keamanan yang baru-baru ini dilakukan antara AS, Korea Selatan dan Jepang sebagai "ancaman nyata yang terburuk".
“Sangat penting bagi DPRK untuk mempercepat modernisasi senjata nuklir guna mempertahankan keunggulan dalam pencegahan strategis,” tambahnya, dikutip dari AP News.
Kim Jong Un juga menekankan perlunya meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara serangan nuklir.
Amandemen tersebut dilakukan setahun setelah Korea Utara secara resmi menetapkan dalam undang-undang hak untuk menggunakan serangan nuklir preventif untuk melindungi diri mereka sendiri.
Kim Jong Un: AS Ingin Ciptakan NATO versi Asia
Baca juga: Kim Jong Un Pulang, AS Ragu Rusia-Korea Utara Tak Tandatangani Perjanjian Senjata
Kim Jong Un menuduh AS, Korea Selatan, dan Jepang menciptakan NATO versi Asia, akar penyebab perang dan agresi.
“Ini hanyalah ancaman aktual yang paling buruk, bukan ancaman retorika atau entitas khayalan,” kata Kim Jong Un, dikutip dari KCNA, Kamis (28/9/2023).
Kim Jong Un mendesak para diplomatnya untuk lebih meningkatkan solidaritas dengan negara-negara yang menentang strategi hegemoni AS dan Barat.
Baca juga: Kim Jong Un Kembali ke Korea Utara setelah 6 Hari di Rusia, Bawa Hadiah Drone dan Rompi Anti Peluru