Pelaku Penembakan di Mal Thailand Derita Gangguan Mental dan Hadapi 5 Dakwaan Serius
Bocah 14 tahun yang menjadi pelaku penembakan di mal Siam Paragon, Bangkok, Thailand ternyata memiliki gangguan mental.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Penembakan terbaru ini terjadi ketika pemerintah baru berusaha menstimulasi perekonomian yang terpuruk dengan meningkatkan kedatangan wisatawan di salah satu tempat wisata paling populer di Asia, termasuk dengan menawarkan akses bebas visa kepada warga negara Tiongkok.
Dinobatkan sebagai tempat yang paling banyak difoto di dunia oleh Instagram pada tahun 2013, Siam Paragon adalah mal paling terkenal di Thailand, menarik banyak pembeli domestik dan asing setiap hari ke toko-toko kelas atas, akuarium, bioskop, dan tempat makan di food court.
Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin menyampaikan belasungkawa atas kematian tersebut dalam pidato pembukaan di acara teknologi yang diselenggarakan oleh Siam Paragon, yang dibuka kembali untuk bisnis pada hari Rabu.
Tiongkok adalah pasar penting bagi industri pariwisata Thailand, menyumbang seperempat dari rekor jumlah pengunjung yang mencapai hampir 40 juta orang pada tahun 2019 sebelum pandemi.
Baca juga: Mirip di Amerika, Penembakan Massal Kerap Terjadi di Thailand, Ini Penyebabnya
Kedutaan Besar Tiongkok di Bangkok menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut.
Pihaknya mengatakan Srettha telah memanggil duta besarnya untuk memberikan jaminan penyelidikan menyeluruh.
Selain itu, pemanggilan ini untuk "memperkuat manajemen keselamatan publik guna menawarkan lingkungan yang dapat diandalkan dan aman bagi orang-orang Tiongkok yang bepergian ke Thailand".
(Tribunnews.com/Whiesa)