Apa itu Burevestnik? Rudal Jelajah Berkemampuan Nuklir Rusia yang Bikin Barat Ketar-ketir
Burevestnik, yang diberi nama kode 'SSC-X-9 Skyfall' oleh NATO, adalah rudal jelajah bertenaga nuklir. Putin menyebut Rusia sukses menguji coba rudal
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Burevestnik termasuk seri 'Perangkat Kiamat', persenjataan termutakhir yang dikembangkan Rusia.
Satu di antara seri ini adalah Poseidon, sebuah torpedo berujung nuklir bertenaga nuklir.
Pengembangan Burevestnik diperkirakan telah dimulai pada tahun 2011 dan pengujiannya kemungkinan besar dimulai pada tahun 2016.
"Sebelum tahun 2019, Rusia telah menguji Burevestnik sebanyak 13 kali “dengan dua keberhasilan parsial,” menurut Inisiatif Ancaman Nuklir (NTI) nirlaba yang berbasis di AS.
Keberhasilan parsial yang dimaksud adalah pada satu aspek rudal ini sudah memenuhi persyaratan untuk meluncur tapi di aspek lain masih berkendala, semisal soal penguncian target.
Pada Februari 2019, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pihak berwenang telah menyelesaikan "uji coba tahap besar" untuk Burevestnik.
“Dari segi konsep dan desain, rudal jelajah ini terlihat seperti diambil langsung dari pedoman era Perang Dingin dan agak mirip dengan konsep senjata Proyek Pluto milik Angkatan Udara AS,” menurut laporan tahun 2021 dari Pusat Keunggulan Keamanan Energi NATO (ENSECCOE) .
Spesifikasi Burevestnik
Laporan ENSECCOE tersebut mencatat bahwa meski hanya sedikit yang terungkap mengenai senjata itu, berdasarkan pernyataan militer Rusia, rudal tersebut “kemungkinan memiliki panjang sekitar 12 meter dan diameter hingga 1,5 meter.”
Rudal ini dikatakan memiliki “jangkauan yang hampir tidak terbatas” dan tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara mana pun yang ada, menurut kantor berita Tass yang didukung Kremlin.
Pada awal tahun 2021, Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara A.S. mengklasifikasikan rudal tersebut sebagai rudal jelajah berstatus 'upgrade', berkemampuan nuklir, dan diluncurkan di darat, tetapi dengan jangkauan yang belum ditentukan.
NTI mengatakan pada tahun 2019 bahwa rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 14.000 mil, dan merupakan “senjata serangan kedua dengan jarak strategis yang belum pernah digunakan oleh negara lain.”
"Ada “beberapa spekulasi terbatas” bahwa rudal tersebut juga dapat ditembakkan dari jet MiG-31 BM Rusia," menurut NTI.
Varian dari pesawat supersonik MiG-31 yang meluncurkan rudal Kinzhal, atau "Dagger" Rusia, yang juga diumumkan oleh Putin pada tahun 2018, telah dikerahkan secara luas di Ukraina.
"Burevestnik diperkirakan bertenaga bahan bakar padat, dengan motor yang mulai menggerakkan rudal selama penerbangan dan memanaskan udara di sekitar reaktor nuklir hingga 1600°C untuk menggerakkan rudal," menurut laporan media Rusia.