Rusia Sebut Negosiasi Perlu Dilakukan untuk Mewujudkan Negara Palestina Merdeka
Juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov memperingatkan bahaya eskalasi regional setelah kekerasan Israel.
Editor: Muhammad Barir
Tetapi mengatakan kejadian seperti itu akan terus berlanjut selama masalah Palestina masih belum terselesaikan.
Lavrov mengatakan meningkatnya kekerasan sekali lagi menunjukkan bahwa status quo di wilayah tersebut tidak lagi dapat dipertahankan.
Ia menyerukan diakhirinya kekerasan namun juga mengatakan perlunya memahami mengapa masalah Palestina masih belum terselesaikan.
“Kami sepenuhnya menolak kekerasan, tapi harus di kedua sisi,” kata Aboul Gheit, yang menjabat sebagai menteri luar negeri Mesir selama tujuh tahun terakhir pemerintahan Hosni Mubarak.
“Kami menuntut terciptanya prospek politik dan solusi adil terhadap konflik Palestina-Israel,” kata Aboul Gheit.
Peskov mengatakan kedutaan Rusia belum memiliki informasi berapa banyak warga Rusia di Israel yang mungkin terluka atau terbunuh di sana.
Dia mengatakan Rusia telah melakukan kontak dengan Palestina untuk mencari tahu apakah ada warga Rusia yang terluka dalam serangan Israel di Gaza.
Sementara itu, Ukraina yang sedang berkonflik dengan Rusia juga berkomentar terkait konflik Palestina Israel.
Ada perbedaan sikap antara Rusia dan Ukraina menyikapi masalah konflik Palestina dan Israel.
Perbedaan yang terlihat jelas dari pernyataan resmi antara Rusia dan Ukraina menyikapi konflik Palestina dan Israel yang memanas.
Presiden Ukraina itu menyampaikan pendapatnya dengan kalimat yang lebih berpihak kepada Israel daripada Palestina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang negaranya sedang menangkis invasi Rusia, mengatakan pada hari Sabtu bahwa Israel memiliki hak yang tidak perlu dipertanyakan lagi untuk mempertahankan diri dari Palestina.
Pejuang Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel di pagi hari, menembakkan ribuan roket, mengirim orang-orang bersenjata ke komunitas Israel dan pangkalan militer melalui darat, laut dan udara, menewaskan sedikitnya 200 orang, melukai lebih dari 1.400 orang, dan menyandera.
“Hak Israel atas pertahanan tidak dapat disangkal,” kata Zelensky, seorang Yahudi, melalui Telegram dikutip dari Wion.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.