Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Hacker Pro Hamas Lakukan Serangan Siber: Bikin Situs Israel Down, Kirim Peringatan Roket Palsu

Ada dimensi lain dalam perkembang konflik Israel melawan Palestina. Selain terjadi perang di dunia nyata juga terjadi perang di dunia maya.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Cara Hacker Pro Hamas Lakukan Serangan Siber: Bikin Situs Israel Down, Kirim Peringatan Roket Palsu
Freepik
Ada dimensi lain dalam perkembang konflik Israel melawan Palestina. Selain terjadi perang di dunia nyata juga terjadi perang di dunia maya. Peretas pro pejuang Hamas telah mengirimkan peringatan roket palsu dan mereka juga membuat situs web Isreal down. 

Menyusul serangan mendadak darat, laut dan udara yang diluncurkan terhadap Israel oleh kelompok militan Hamas pada hari Sabtu, yang mendorong Israel untuk menyatakan perang dan melakukan balas dendam yang membabi buta.

Surat kabar Israel, The Jerusalem Post melaporkan pada hari Senin bahwa sejak Sabtu pagi situs webnya tidak aktif "karena serangkaian serangan siber yang dilakukan terhadap kami.”

"The Jerusalem Post saat ini mengalami downtime karena serangkaian serangan siber yang dilakukan terhadap kami sejak kemarin pagi".

"Kami secara aktif menangani situasi ini dan akan segera kembali, terus menjadi sumber informasi utama Anda tentang Operasi Pedang," tulis akun The Jerusalem Post di Twitter Jerusalem_Post pada 9 Oktober 2023.

Pada saat penulisan berita ini seperti dikutip techcrunch, situs web surat kabar Israel tersebut masih tidak aktif.

Rob Joyce, direktur keamanan siber di Badan Keamanan Nasional mengatakan pada sebuah konferensi pada hari Senin.

Bahwa telah terjadi serangan penolakan layanan (DDoS) dan perusakan situs web, tanpa mengaitkan serangan siber tersebut dengan kelompok tertentu.

Berita Rekomendasi

“Tetapi kita belum melihat adanya aktor-aktor jahat di negara [bangsa],” kata Joyce.

Kelompok hacktivist biasa melancarkan serangan siber selama konflik bersenjata, serupa dengan yang terjadi di Ukraina.

Para peretas ini seringkali tidak berafiliasi dengan pemerintah mana pun, melainkan kelompok peretas yang bermotif politik dan terdesentralisasi.

Aktivitas mereka dapat mengganggu situs web dan layanan, namun jauh lebih terbatas dibandingkan aktivitas kelompok peretas negara.

Para peneliti dan lembaga pemerintah seperti NSA mengatakan sejauh ini mereka hanya melihat aktivitas para peretas dalam konflik Hamas-Israel.

NSA dan Konsulat Jenderal Israel di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pernyataan Joyce seperti dilansir TechCrunch tampaknya mengkonfirmasi temuan peneliti keamanan Will Thomas, yang mengatakan bahwa dia telah melihat lebih dari 60 situs web dihapus karena serangan DDoS, dan lebih dari lima situs web dirusak pada hari Senin.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas