Mau Apa Kapal Induk Super Terbaru AS di Israel? Cuma Pamer atau Ikut Bantai Gaza?
Menempatkan kapal induk super AS di dekat Israel hanya untuk pamer dan bukan sebagai alat pencegah yang efektif, kata pakar
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mau Apa Kapal Induk Super Terbaru AS di Israel? Cuma Pamer atau Ikut Bantai Gaza?
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat ikut mengerahkan kekuatan angkatan laut mereka dengan mendatangkan kapal induk super terbaru ke Mediterania timur di dekat Palestina dan Israel.
Langkah itu menyusul pecahnya perang dan pertempuran saat pejuang Hamas Palestina menyerbu wilayah pendudukan Israel pada Sabtu (7/10/2023) kemarin.
Pentagon menyatakan, kehadiran kapal induk USS Gerald R Ford Carrier Strike Group ke wilayah tersebut untuk mencegah pihak mana pun yang berupaya meningkatkan situasi konflik atau memperluas perang antara Hamas dan Israel.
Baca juga: Perang Ukraina Lawan Rusia Belum Kelar, AS Siap Boncos Bantu Israel, Pentagon: Senjata Kami Cukup
Kapal Induk tersebut dilaporkan sudah tiba di laut Mediterania timur, Rabu (11/10/2023).
Para pejabat militer AS awal pekan ini mengatakan kalau eskalasi konflik dapat terjadi jika negara-negara tetangga Palestina di Timur Tengah – termasuk Iran dan kelompok militan Hizbullah di Lebanon – menjadi sangat terlibat dalam perang Hamas dan Israel.
Namun Hayat Alvi, seorang profesor di US Naval College yang berfokus pada Timur Tengah, mengatakan, manuver AS mengerahkan kapal induk super terbaru mereka hanya untuk tujuan 'optik', pamer dan pencitraan.
Dilansir BI, Hayat Alvi menganalisis kalau Iran dan Lebanon masih belum pulih dari bencana politik dan ekonomi di negara mereka sendiri.
Dia menambahkan, kondisi kedua negara tersebut akan menjadi lebih buruk untuk terlibat dalam konflik Hamas dan Israel.
“Masalahnya adalah mereka kemungkinan besar tidak bisa berhadapan dengan Amerika Serikat, apalagi jika digabungkan dengan Israel,” kata Alvi kepada BI.
"Itu tidak akan terjadi. Ini pertarungan yang sia-sia," katanya.
Baca juga: Rusia Guyur Ukraina Pakai 40 Bom Luncur Modifikasi, Satu Unit Seberat 1.500 Kg, Tentara Kiev Gemetar
Alvi menambahkan bahwa dia tidak yakin apakah AS perlu mengerahkan kekuatannya untuk memberikan pencegahan besar terhadap Hizbullah atau Iran dalam konflik khusus ini mengingat perhitungan semua pemain tersebut secara politik, ekonomi, militer.
Lebanon berada dalam krisis ekonomi yang melumpuhkan dalam empat tahun terakhir, yang telah menyebabkan lebih dari 80 persen penduduknya jatuh miskin, menurut Human Rights Watch.
Sementara itu, Iran terus menghadapi ketidakstabilan politik, tambah organisasi tersebut.