Direktur HAM Craig Mokhiber Mundur dari PBB, Kesal PBB Tunduk pada AS, Gagal Desak Israel
Petinggi HAM PBB, Craig Mokhiber, mundur karena kesal PBB tunduk pada AS dan gagal mendesak Israel yang melakukan genosida di Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
"Bukan hanya karena kegagalan memenuhi kewajiban internasional mereka namun juga karena secara aktif mempersenjatai serangan tersebut, memberikan dukungan ekonomi dan intelijen dengan kedok politik dan diplomatik atas kekejaman Israel,” kata Craig Mokhiber.
Craig Mokhiber juga menyoroti media Barat yang berpera menyebarkan propaganda untuk membenarkan tindakan AS dan sekutunya dalam mendukung Israel dengan senjata dan lainnya.
“Ini semakin diperkuat oleh media korporat Barat dan menyiarkan propaganda perang dan menganjurkan kebencian nasional, ras, atau agama," katanya.
PBB Lemah di Hadapan AS dan Israel
Baca juga: Israel Takkan Bisa Musnahkan Hamas
Craig Mokhiber percaya, PBB dahulu mempunyai prinsip dan otoritas yang berakar pada integritas, seperti pada masa apartheid di Afrika Selatan.
Namun hal tersebut telah hilang selama bertahun-tahun lalu.
"PBB telah berulang kali gagal menghentikan genosida, seperti di Rwanda dan Bosnia, genosida terhadap Yazidi oleh ISIS, dan Rohingya di Myanmar sebagai contohnya," kata Craig Mokhiber, menceritakan integritas PBB di masa lalu.
Dalam beberapa dekade terakhir, menurutnya, PBB kehilangan bagian penting tersebut sebagai badan dunia dan tunduk pada AS serta takut melobi Israel.
Sikap PBB ini, Craig Mokhiber mengatakan, merugikan rakyat Palestina yang menjadi korban.
Ia meminta PBB agar belajar memperbaiki sikap prinsipilnya, dengan melihat pada demonstrasi di kota-kota di berbagai negara yang menentang genosida di Gaza, meski mereka mengalami kekerasan oleh aparat setempat.
Selain itu, Craig Mokhiber menyerukan kepada PBB untuk membatalkan solusi dua negara yang ilusif karena hal itu tidak pernah terjadi dalam puluhan tahun sejak diajukan.
Craig Mokhiber menganjurkan pembentukan negara tunggal, demokratis, sekuler bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi, di seluruh wilayah bersejarah Palestina yang akan menjamin pembongkaran Israel, yang disebutnya sebagai proyek kolonial pemukim yang sangat rasis.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Kelompok Houthi di Yaman Bersumpah Lanjutkan Serangan ke Israel: Tembakkan Rudal dan Drone
Ketegangan terbaru ini terjadi setelah militan Hamas Palestina menyerang Israel melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah respon terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini.
Dalam serangannnya, Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 warga Israel.
Israel membalas serangan dengan membombardir Gaza, yang diyakini sebagai pusat komando Hamas.
Terhitung hingga Rabu (1/11/2023), lebih dari 8.306 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 3.457 anak di bawah umur, dan lebih dari 19.450 lainnya terluka di Gaza.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel