Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Semangka, Jeruk, Zaitun dan Terong: Buah-buah yang Jadi Simbol Identitas Palestina

Tak hanya semangka, jeruk, buah zaitun hingga terong juga menjadi simbol bagi rakyat Palestina, berikut maknanya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Semangka, Jeruk, Zaitun dan Terong: Buah-buah yang Jadi Simbol Identitas Palestina
AHMAD GHARABLI / AFP
Seorang penjual semangka Palestina mengadakan pertunjukan untuk menarik pelanggan, di sebuah jalan di pintu masuk utara kota Ramallah, pada 5 Juni 2023. Tak hanya semangka, jeruk, buah zaitun hingga terong juga menjadi simbol bagi rakyat Palestina, berikut maknanya. 

Saad mengatakan dukungan yang diterimanya sangat besar, dengan lebih dari 1.300 aktivis menyumbang untuk tujuan tersebut.

2. Jeruk

Seniman Lebanon menggambar pohon jeruk Jaffa di dinding perbatasan selatan Lebanon dengan Israel dekat Gerbang Fatima pada 17 Desember 2017, sebagai tanggapan atas keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Seniman Lebanon menggambar pohon jeruk Jaffa di dinding perbatasan selatan Lebanon dengan Israel dekat Gerbang Fatima pada 17 Desember 2017, sebagai tanggapan atas keputusan Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. (ALI DIA / AFP)

Baca juga: 2 Juta Orang Akan Hadiri Aksi Bela Palestina di Monas Besok, Hadir Tokoh Lintas Agama dan Menlu RI

Jeruk Jaffa, yang berasal dari abad ke-19, terkenal karena rasa manisnya dan kulitnya yang tebal dan mudah dikupas, sehingga cocok untuk diekspor.

Sebelum Nakba (malapetaka) pada tahun 1948 ketika pembentukan negara Israel mengusir lebih dari 750.000 warga Palestina, jeruk Jaffa merupakan ekspor penting bagi petani dan pengusaha Palestina.

Karena keunggulannya, jeruk juga menjadi simbol identitas nasional dalam bidang sastra dan seni.

Novelis dan jurnalis Palestina Ghassan Kanafani menggunakan jeruk untuk melambangkan "kehilangan" dalam cerita pendeknya tahun 1958 tentang Nakba, berjudul The Land of Sad Oranges.

Cerita dimulai dengan narator dan temannya, keduanya laki-laki, mengamati keluarga mereka pada malam Nakba.

Keluarga-keluarga mereka mengemas apa yang mereka bisa, namun mereka terpaksa meninggalkan pohon jeruk yang terawat baik.

BERITA REKOMENDASI

Fakta bahwa pohon-pohon ini dirawat dengan hati-hati dalam jangka waktu yang lama menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara petani Palestina dan tanah tersebut, yang terpaksa ditinggalkan oleh ratusan ribu orang.

Kontak terakhir narator dengan Palestina sebelum memasuki Lebanon adalah seorang petani yang menjual jeruk di sepanjang jalan.

Di tengah suara tangisan keluarganya, dia mengambil beberapa buah jeruk dan membawanya ke Lebanon, sebuah kenang-kenangan untuk semua pohon jeruk yang warga Palestina tinggalkan.

Di Lebanon, hidup sangat sulit bagi para pengungsi, khususnya ayah teman sang narator.

Cerita berakhir setelah narator menyaksikan ayah temannya mengalami gangguan mental.

Di samping orang dewasa yang menangis dan menggigil, narator pada saat yang sama melihat pistol hitam dan di sampingnya ada jeruk, yang sudah kering dan layu.

Diusir secara paksa dari “negeri jeruk”, narator menyadari betapa besarnya kerugian yang dialami rakyat Palestina.

3. Zaitun

Petani Palestina Mahmoud Abu Shinar berdiri di samping pohon zaitun yang hancur, dekat desa Turmus Aya di Tepi Barat, utara Ramallah, pada 22 Oktober 2018.
Petani Palestina Mahmoud Abu Shinar berdiri di samping pohon zaitun yang hancur, dekat desa Turmus Aya di Tepi Barat, utara Ramallah, pada 22 Oktober 2018. (ABBAS MOMANI / AFP)
Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas